
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Serikat Pekerja DI (Spedi) Haribes dalam jumpa pers di Garasi Detikbandung, Jalan Lombok 33, Kamis (10/2/2011). Ia menggambarkan, saat ini PT DI tengah mengalami serangan stroke.
"PT DI ini seperti orang kena stroke. Aliran darah ke tubuh terganggu karena cash flow nya juga tidak lancar. Sejak September tahun lalu, gaji karyawan tak pernah dibayar tepat waktu," ujar Haribes.
Gaji yang seharusnya dibayarkan pada tanggal 25 atau 26 di setiap bulan selalu dibayarkan di bulan kemudian.
"Bahkan gaji di bulan Oktober dibayarkan di Desember. Gaji bulan Oktober dibayar tanggal 2 Desember, sementara gaji November dibayar 8 Desember. Gaji bulan Januari ini saja belum dibayar sepenuhnya," jelasnya.
Krisis keuangan yang terjadi di PT DI menurut Haribes akibat tidak seimbangnya pendapatan dan pengeluaran. Sinyal penurunan performa dari PT DI menurutnya telah terasa sejak 2008.
Saat ini, kata Haribes, PT DI tengah ditangani PT PPA (Perusahaan Pengelola Aset). "PT DI masuk ICU, yaitu dengan ditangani PT PPA untuk diobservasi," katanya.
Namun yang disayangkan Sense of Crisis pihak menagemen justru tak terlihat. Malah pada Agustus 2010 ada kenaikan tunjangan jabatan.
"Kalau lagi untung besar ya wajar. Kenaikan untuk kepala divisi sampai 400 persen. Sebelumnya pada bulan Februari gaji direksi naik dari Rp 40 juta menjadi Rp 70 juta," katanya.
Ironis, sebulan berikutnya pembayaran gaji karyawan lalu macet. Haribes menduga, kondisi tersebut terjadi karena perusahaan sudah tak bisa lagi menjaminkan asetnya.
"Sebelumnya, kondisi tidak sehat ini masih bisa ditutupi dengan menjaminkan aset. Sampai akhirnya September, mungkin sudah tak ada lagi yang bisa dijaminkan," tuturnya.
Terkait keterlambatan gaji bulan ini, kata Haribes, perusahaan selalu mengatakan hal itu karena perusahaan tak memiliki uang.
"Bahkan sebelumnya, tak ada penjelasan pada karyawan. Sampai akhirnya kami meminta direksi turun, baru ada penjelasan," katanya.
Untuk keterlambatan per pembayaran gaji bulan Januari 2011, direksi pun telah mengeluarkan surat edaran yang isinya, bahwa karyawan yang penghasilannya kurang dari Rp 2,5 juta akan dibayarkan pada 28 Januari 2011. Sementara karyawan yang gajinya di atas Rp 2,5 juta akan dibayar Rp 2,5 juta pada 28 Januari dan sisanya akan dibayar secepatnya.
"Secepatnya itu kapan. Kami ingin kepastian. Sekarang ini banyak karyawan resah dan merasa tidak aman dengan kondisi seperti ini," katanya.
Haribes menambahkan, keterlambatan ini dialami oleh seluruh karyawan yang jumlahnya sekitar 3.000 ribu karyawan.
Dalam jumpa pers ini, hadir pula Sukamto Ketua IV Spedi dan juga Henni Andrianto Ketua Serikat Karyawan DI (SKDI). Di PT DI total ada 4 organisasi pekerja, dari sekitar 3 ribu karyawan hanya 600 saja yang tidak tergabung dalam serikat atau organisasi pekerja.
Sumber: DETIK BANDUNG
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Anggaran
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Komisi I : Kemhan Usulkan Tambahan Anggaran Untuk Pengadaan Apache Dan Hercules
- Komisi I : Pemotongan Anggaran Kemhan Bisa Ganggu Target MEF 2014
- Komisi I Akan Dorong Tambahan Anggaran Kesejahteraan TNI di APBN-P 2013
- Tubagus : Batal Beli Apache, Indonesia Beli Heli Buatan PTDI
- Bank BRI Siapkan Rp 1 Triliun untuk Biayai Alutsista Indonesia
- Ketua DPR : Beban Hutang Luar Negeri Picu 'Seretnya' Pengadaan Alutsista
- DPR Setujui Anggaran Alutsista 14 Triliun Untuk TNI AD
- Komisi I Minta TNI Laksanakan Pengadaan Alutsista Secara Maksimal
- 2013, Anggaraan TNI AU Naik 8,3 Persen
- Industri Berharap Pemerintah Memberikan Kredit Untuk Tingkatkan Produksi
- 2012, TNI Belanja Alutsista Habiskan Rp 53,2 triliun
- Kemhan Serahkan Pengajuan Anggaran Optimalisasi 2013 ke TNI
- Kemhan : Alutsista 2013 Akan Semakin Moderen
- Pemerintah Memberikan Suntikan Dana Kepada 8 BUMN
- Menhan: Anggaran Diblokir tak Pengaruhi Program Alutista
- Komisi I : Dana Optimalisasi Kemenhan Tak Cair, Siapa Merugi?
- Vnesheconombank Berikan Pinjaman Kredit Pesawat Tempur Kepada Indonesia
- 2012, Penerimaan PT DI Mencapai Rp. 3.1 Triliun
- Indonesia Siapkan Rp.81.8 Triliun Untuk Anggaran Pertahanan Tahun 2013
- Menhan : Tidak Ada Yang Mencurigakan Dalam Pengadaan Alutsista
- Strategi Kemhan Untuk Mencari Anggaran Pengadaan Alutsista
- Wamenhan : PT Pindad Terima Order Dari Kemhan Senilai Rp. 2 Triliun
- Komisi I : Dipo Dinilai Hambat Modernisasi Alutsista
DI
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Kaltim Tertarik Membeli CN-295
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Kaltim Hibahkan Helikopter Bell 412EP Kepada Kemhan
- Wamenhan : KKIP Berhasil Yakinkan Komisi I Tentang Program KFX/IFX
- Indonesia Siapkan Dana Rp. 15 Triliun Untuk Pengembangan IFX
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- PT DI Serahkan Tiga Heli Pesanan TNI AL
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- PT DI Serahkan Pesanan 6 Helikopter Bell TNI AD Lebih Cepat Dari Jadwal
- PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- PT DI Akan Produksi Simulator CN-235 Dan Super Puma
- PT DI Rancang Peluru Balistik
- Tahun Depan PT DI Akan Memberikan Kejutan
- 2012, Penerimaan PT DI Mencapai Rp. 3.1 Triliun
- PT DI Anggarkan USD 16 Juta Untuk Pengembangan N219
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Pindah Lini Produksi CN-295 Ke Bandung, Airbus Military Fokus Produksi A400M
- Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia
- PT DI Serah Terimakan 1 Unit KT-1B Wong Bee Kepada TNI AU
- PT DI Dan Airbus Military Berbagi Keuntungan 50% Dalam Produksi NC-212
1 komentar:
miris..!!!
Post a Comment