REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA - Anggapan bahwa warga Thionghoa hanya ingin menggeluti dunia usaha atau dagang dibantah oleh tokoh warga keturunan di Kalimantan Timur. Rupanya banyak di antara mereka berminat untuk masuk jadi anggota TNI atau PNS.
"Anggapan seperti itu keliru, pasalnya, banyak di antaranya putera dan puteri Thionghoa berminat menjadi anggota TNI, PNS, polisi dan berbagai pekerjaan yang dianggap bagian dari pengabdian terhadap negara dan bangsa Indonesia," kata tokoh senior warga Thionghoa Kaltim, H. Yos Sutomo di Samarinda, Sabtu, (5/2).
Yos yang juga Penasehat Forum Komunikasi dan Persaudaraan Masyarakat Kalimantan Timur (FKPMKT) Yos Sutomo memaparkan bahwa keinginan dan minat tersebut tidak terealisasi karena kurangnya akses bagi generasi muda warga keturunan.
Yos Sutomo yang juga panitia Perayaan Tahun Baru China (Imlek) yang digelar di Hotel Bumi Senyiur Samarinda menambahkan bahwa pihaknya berharap ke depannya hal itu bisa terealisasi.
"Kami mengharapkan dukungan semua pihak, agar bisa membantu atau memberikan akses informasi terkait berbagai persyaratannya. Hal ini penting di dalam membangun nilai-nilai kebersamaan, kebangsaan dan nasionalisme bagi generasi muda," papar Yos
"Sekiranya ada wajib militer, maka generasi muda warga Thionghoa siap mengikutinya," ujar dia. Ia menilai bahwa pemerintah sudah saatnya memikirkan pelaksaan Wamil itu. Pasalnya, bisa menumbuhkan rasa nasionalisme bagi generasi muda tidak hanya warga Thionghoa namun juga warga pribumi.
"Kami para orangtua mendorong bagi generasi muda agar aktif dalam berbagai lini kehidupan, jika ada kesempatan menjadi PNS, TNI, Polri dan lainnya, maka etnis Tionghoa segera mendaftarkan diri," katanya.
Dia juga mengaku bangga karena saat ini sudah ada 20 persen warga Tionghoa yang memeluk agama Islam. Dia juga berharap agar saudara-saudaranya sesama Tionghoa yang belum masuk Islam agar segera menjadi Muslim.
"Saya meminta etnis Tionghoa masuk Islam karena Islam itu adalah Rohmatan Lil Alamin, yakni agama yang mengayomi semua, tidak memandang suku, agama, ras maupun golongan," katanya.
Sumber: REPUBLIKA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment