Kesepakatan itu tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan mitranya Menteri Pertahanan Serbia Dragan Sutanovac di Jakarta, Selasa.
Purnomo menambahkan, dalam bentuk konkretnya kerja sama kedua negara dilakukan dalam bentuk dialog pertahanan strategis, pertukaran intelijen, pertukaran pengalaman dan konsultasi, program pelatihan dan pendidikan, partisipasi dalam konferensi, simposium dan seminar serta pengadaan alutsista yang meliputi teknologi dan bantuan teknis kerja sama industri pertahanan.
Ia menambahkan, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dengan peningkatan kerja sama pertahanan kedua negara antara lain teknologi dan mutu hasil industri pertahanan Serbia sesuai dengan standar internasional yaitu NATO maupun standar bekas Uni Soviet.
"Kemudian beberapa produsen amunisi dari negara-negara lain seperti Belgia, Spanyol, dan Malaysia membeli komponen-komponen tertentu terutama 'raw material' dari Industri pertahanan Serbia, termasuk yang telah dibeli Indonesia dari Belgia dan Afrika," kata Purnomo.
Lebih lanjut ia mengatakan ke depan, peningkatan kerja sama militer bidang pertahanan dengan Republik Serbia, dapat dikatakan memiliki prospek yang cukup menjanjikan berupa kelebihan kemampuan atau keunggulan pabrik-pabrik senjata dan munisi Serbia, yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penjajakan kerja sama alih teknologi dengan industri pertahanan RI.
"Penjajakan kerja sama alih teknologi dengan industri pertahanan itu antara lain dapat menyempurnakan uji coba peluncuran roket LAPAN dan penyempurnaan uji coba mortir buatan Pindad yang masih belum stabil," katanya.
Sumber : Suara Karya
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment