Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin saat mengadakan kunjungan kerja ke PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), Jakarta Utara, Kamis (8/12).
Sjafrie menjelaskan Kementerian Pertahanan melakukan pengawasan karena Menteri Pertahanan sebagai pembina industri Pertahanan khususnya selaku Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan ( KKIP).
Berkaitan dengan KKIP, Wamenhan menjelaskan bahwa Kemhan memiliki kewajiban untuk memberikan peluang dan tantangan kepada industri pertahanan baik pemerintah ataupun swasta.
Menurut Wamenhan, pemerintah sedang mengakselarasi modernisasi alutsista TNI, khusus untuk modernisasi peralatan TNI AL yaitu sisi combatan dan sisi noncombattan. Wamenhan melakukan kunjungan kerja dengan tujuan untuk melihat proses pembuatan kapal non combatan untuk modernisasi peralatan militer, khususnya kapal jenis tanker dan jenis kapal Landing Ship Tank (LST).
Ditanya soal kemampuan keuangan negara dalam rangka modernisasi alutsista TNI, menurut Sjafrie, Kemhan akan mementingkan aspek manajemen supaya terjadi resultan antara kualitas produksi dan kualitas manajemen keuangan pembangunan alutsista TNI. Sjafrie menambahkan anggaran pembangunan kekuatan TNI dari tahun 2010-2014 mencapai Rp150 triliun.
Wamenhan Tinjau Proses Pembuatan Kapal Tanker
Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau proses pembuatan kapal untuk modernisasi peralatan militer seperti kapal combattan, kapal angkut dan kapal tanker.
"Kita ingin melihat kualitas kapal, harganya maupun kemampuan militernya," kata Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin saat meninjau proses pembuatan kapal di Galangan I, Dok dan Perkapalan Koja Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (8/12).
Saat melakukan peninjauan, Wamenhan didampingi Irjen Kemhan Laksamana Madya TNI Gunadi, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Direktur Teknologi dan Industri Ditjen Potensi Pertahanan Kemhan, Brigjen TNI Agus Suyarso, Asisten Perencanaan Umum TNI, Laksda TNI Among Margono, Asisten Perencanaan KSAL, Laksamana Muda TNI Sumartono. “Nanti dalam pelaksanaan dari Dok Koja Bahari (DKB) ini diusahakan ada Tim representatif yang bertugas mengawasi proses produksi," kata Wamenhan.
Direktur PT. Dok Koja Bahari, Riry Syeried Jetta mengatakan perusahaannya membuat satu unit kapal tanker pada tahun 2011 sesuai dengan alokasi anggaran dari APBN-P tahun 2011 sebesar Rp205 miliar.
Kapal tanker minyak ini digunakan untuk pengisian bahan bakar, bantuan pengisian minyak untuk kapal perang di tengah laut. Menurutnya, pengerjaan kapal ini semuanya dikerjakan oleh tenaga dalam negeri.
Sumber : JURNAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment