Bandung - Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus) belum akan membeli persenjataan individu dari Republik Rakyat China.
"Persenjataan mereka bagus, sesuai dengan tuntutan atau yang dibutuhkan seorang prajurit pasukan khusus. Namun, kami belum akan membelinya," kata Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen TNI Lodewijk Freidrich Paulus kepada ANTARA News di Bandung, Senin.
Ketika ditemui usai melihat dan menjajal beberapa persenjataan individu Angkatan Bersenjata China (People`s Liberation Army/PLA), ia mengatakan, pihaknya fokus untuk menggunakan produk dalam negeri seperti senapan serbu dari PT Pindad.
Mulai Senin hingga tiga hari ke depan Kopassus dan PLA menggelar latihan bersama untuk kali pertama di Pusat Pendidikan Kopassus Batujajar, dengan fokus penanganan terorisme.
Dalam rangkaian kegiatan itu, masing-masing pihak menampilkan persenjataan individu yang kerap digunakan personelnya sebagai pasukan khusus.
Kopassus menampilkan beberapa persenjataan individu senapan serbu buatan PT Pindad yang terdiri atas beberapa varian. Ditampilkan pula persenjataan lain yang diproduksi pihak luar seperti MP5.
Militer China menampilkan beberapa persenjataan dan perlengkapan individu seperti alat tangkap, busur lintang dwi guna, senapan patah 18,4 mm, pelontar granat 35 mm, senapan serbu berperedam suara 5,8 mm, dan senapan serbu ringan 5,8 mm.
Seluruh persenjataan dan perlengkapan militer individu PLA itu merupakan produk industri pertahanan dalam negeri China.
Di sela-sela menerima penjelasan mengenai kecanggihan masing-masing senjata itu, Danjen Kopassus menjajal beberapa diantaranya.
"Bagus...cocok untuk pertempuran jarak dekat," katanya, usai menjajal salah satu senapan laras panjang.
Lodewijk juga menjajal menggunakan busur lintang, dan melihat peragaan penggunaan senjata lainnya.
"Ya kita lihat semuanya, kita sesuaikan dengan kebutuhan pasukan kita. Yang jelas, kita kan sudah komitmen untuk memprioritaskan produk nasional seperti senapan serbu dari PT Pindad," ujarnya.
Sumber: ANTARA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment