Jakarta - Direktur Eksekutif PT Samudera Indonesia Tbk Asmari Herry mengatakan bahwa pelayaran niaga melalui Terusan Suez akan dijaga anggota TNI Angkatan Laut. “Mungkin akan ditambahkan 6-8 anggota militer,” kata Asmari kepada Tempo, Sabtu lalu.
Kebijakan ini diambil setelah Kapal MV Sinar Kudus milik Samudera Indonesia disandera 46 hari oleh lanun Somalia pada 16 Maret lalu. Menurut Asmari, penambahan ini akan meningkatkan biaya operasional kapal yang mencapai US$ 14 ribu dolar per kapal per hari.
Asmari mengatakan bahwa setelah penyanderaan tersebut pemerintah mengadakan seminar mengenai pengamanan pelayaran niaga, terutama menuju Eropa. Pelayaran menuju Eropa, kata Asmari, lebih ekonomis ditempuh melewati Terusan Suez yang sebelumnya harus melintasi perairan Somalia. “Hanya membutuhkan waktu empat bulan,” katanya.
Dua jalur lain, kata Asmari, dinilai terlalu lama dan tidak ekonomis. Jalur tersebut adalah melewati Tanjung Harapan Afrika Selatan yang membutuhkan waktu enam bulan dan melewati Panama di Samudera Pasifik yang membutuhkan delapan bulan pelayaran.
Menurut Asmari, bantuan militer Indonesia lantaran belum ada kesepakatan Internasional untuk menumpas lanun Somalia. “Yang ada baru rencana penguatan Pemerintah Somalia agar rakyatnya tidak merompak,” katanya. Oleh karena itu, setiap kapal dan negara yang melintasi perairan rawan Somalia akan menjaga kapal masing-masing.
Asmari mengklaim Sinar Kudus merupakan satu-satunya kapal berbendera Indonesia yang berlayar menuju Eropa. Oleh karena itu, perseroan, kata dia, akan meningkatkan kemampuan 1.000 awak dengan 60 kapal yang dimiliki Samudera Indonesia. “Akan kami bekali dengan pelatihan,” ujarnya.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment