Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pembelian dilakukan November tahun lalu dengan produsen Tucano, Embraer Brazil. Satu skuadron Super Tucano terdiri dari 16 pesawat dibeli untuk menggantikan pesawat OP10 di Skuadron 21 Malang yang sudah habis masa jam terbangnya.
Super Tucano adalah jenis pesawat serang ringan dengan fungsi patroli pemantauan dan sebagai pesawat latih. Pesawat ini dilengkapi dengan baling-baling, teknologi avionik modern, dan sistem persenjataan. Pesawat ini juga biasa digunakan dalam operasi counter-insurgency atau operasi penumpasan pemberontakan.
Bambang Samoedro mengatakan, pilihan kepada Super Tucano diambil karena pesawat ini dinilai memiliki kualitas paling baik di antara pesawat sejenis lainnya. Sebelumnya TNI Angkatan Udara juga mempertimbangkan membeli pesawat serang kecil K9 buatan Cina dan KO1B buatan Korea. Tapi, pilihan akhirnya jatuh pada Super Tucano.
Setelah mendatangkan Super Tucano, TNI Angkatan Udara juga sedang mengusulkan penambahan pembelian enam unit pesawat tempur Sukhoi dari Rusia dan pesawat tempur F16 bekas dari Amerika Serikat. Usulan pembelian Sukhoi sudah diajukan ke Kementerian Pertahanan. Sementara pembelian F16 sedang menunggu persetujuan pihak AS. Selain pesawat tempur, TNI AU juga berencana menambah pesawat angkut dan heli dalam waktu dekat.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment