"Saat ini saja beberapa negara Asean tertarik pada alutsista dari Indonesia," ujar Fayakhun Andriadi dalam rapat kerja dengan Kemhan di Kompleks Parlemen, Rabu (6/7).
Senada dengan Fayakhun, anggota Fraksi Partai Golkar lainnya, Enggartiasto Lukita juga mendorong agar industri dalam negeri dilakukan revitalisasi. "Industri alutsista dalam negeri akan sehat kalau ada kepastian usaha," kata Enggar.
Dengan membeli alutsista dalam negeri, sambungnya, maka uang akan berputar di dalam negeri. Karena itu, untuk program APBNP 2012, Enggar meminta agar seluruh kebutuhan Kemenhan ditawarkan ke produksi dalam negeri. "Kalau industri dalam negeri belum sanggup, ditunda dulu," katanya.
Menurut Ketua Komisi I dari Fraksi PKS Mahfudz Siddiq, ketika ketika Komisi I mengusulkan agar alutsista dibeli dari dalam negeri, Komisi IX setuju dengan menyediakan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp 4,9 triliun, Bahkan, Komisi VI sudah meminta agar BUMN yang menangani soal alutsista dilakukan revitalisasi, yakni PT Dirgantara Indonesia, PT PAL dan Pindad dari dana PMN tersebut.
Untuk tahun 2012, Kemhan mengusulkan penambahan anggaran Rp 9 triliun. Tambahan anggaran tersebut akan digunakan untuk memenuhi alutsista Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Anggaran Kemhan untuk 2010-2014 sebanyak Rp 150 triliun. Namun alokasi anggaran baseline sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 Rp 99, 78 triliun sehingga ada kekurangan Rp 50 triliun.
Sementara Susaningtyas Nefo Handayani dari Fraksi Partai Hanura meminta agar pengajuan APBNP tidak lepas dari sistem program dan bujeting. "Jadi harus sinkron antara kebutuhan TNI dan Kemhan. Jangan sampai yang diusulkan Kemenhan tidak match dengan TNI," ujarnya.
Sumber: JurnalParlemen
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment