Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Soemartono di Jakarta, Senin (20/2), mengatakan saat ini kedua pemerintah tengah menjajaki produksi bersama peluru kendali tersebut. "Kami sudah melakukan uji coba terhadap rudal C-705 sebanyak dua kali, dan hasilnya sangat bagus untuk melengkapi persenjataan KCR-KCR TNI Angkatan Laut," ungkapnya.
Soemartono mengemukakan sebelumnya TNI Angkatan Laut pernah menggunakan rudal buatan China C-802 untuk mempersenjatai beberapa kapal kelas van speijk dan kapal patroli cepat.
"Namun, jarak jangkaunya masih kurang dibandingkan C-705 yang bisa mencapai 100 meter lebih, dengan tingkat akurasi yang baik," ujarnya menambahkan.
Karena itu, kedepan untuk kapal-kapal cepat berpeluru kendali TNI Angkatan Laut akan menggunakan C-705, kata Soemartono menegaskan. TNI Angkatan Laut kini tengah memiliki dua unit KCR yakni KRI Clurit dan KRI Kujang. "Kami telah memesan 40 unit KCR untuk ditempatkan di beberapa wilayah laut Indonesia yang rawan kejahatan laut," ungkapnya. Saat ini, Kementerian Pertahanan sedang menyusun rencana terkait dengan proses alih teknologi peluru kendali C-705.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dalam kunjungan kerjanya ke China awal pekan ini juga mengunjungi Precision Machinery Import-Export Corporation (CPMEIC) yang menjadi pemegang proyek pengerjaan rudal C-705 yang akan dibeli TNI Angkatan Laut disertai proses alih teknologi.
Selama di China, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro melakukan kunjungan kehormatan kepada Menhan China, Wakil Perdana Menteri China Li Keqiang.
Tak hanya itu, Menhan juga meninjau perusahaan roket dan peluru kendali China ALIT (Aerospace Long March International Trade and Co Ltd).
Sumber : Media Indonesia
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment