Indonesia di zaman Presiden Soekarno sempat dapat julukan ’’Macan Asia’’, karena tentara kita di semua lini kuat, indikatornya kita punya KRI Irian yang sebenarnya adalah kapal penjelajah Ordzhonikidze dari armada Baltik AL Soviet yang dibeli oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1962.
Pada saat itu KRI Irian merupakan kapal terbesar di belahan bumi selatan. Kapal ini digunakan secara aktif dalam operasi Trikora untuk persiapan merebut Irian Barat (kini Papua).
Di lain pihak kehadiran kapal ini memberikan efek psikologis bagi kapal perang AL Belanda terutama kapal induk Belanda Kareel Doorman dan membuat AL Belanda secara drastis mengurangi kehadirannya di perairan Irian Barat. Apalagi pada saat itu TNI AU juga mengoperasikan Bomber Tu-16 Badger yang bisa menggendong dua rudal antikapal perang AS-1 Kennel.
Konon rudal ini besarnya sama dengan pesawat pemburu Mig 15. Terbukti dengan tentara dan alutsista yang kuat Indonesia punya daya diplomasi tinggi di mata internasional.
Cerita lalu itu nampaknya sulit terulang sekarang, TNI dibombardir dari segala arah hanya karena ingin memperkuat Alutsistanya dengan pembelian tank Leopard. Alasan penolakan dari DPR adalah tank itu tak cocok dengan medan Indonesia, alasan yang naif mengingat negara tetangga kita Singapura dan Malaysia juga punya tank ini.
Ada lagi alasan pembelian tank Leopard mematikan industri pertahanan dalam negeri. Jika menunggu bangsa ini bisa membuat Alutsista secanggih Eropa, sampai kapan? Sementara negara tetangga semakin canggih Alutsistanya, kita masih ’’eker-ekeran’’ sendiri.
Adalah hal yang lucu mengingat yang mengetahui spesifikasi dan kebutuhan Alutsista tentara adalah TNI lalu ketika berbagai kalangan sipil dan seorang anggota DPR yang konon juga mantan tentara tapi dari Korps Artileri (spesialisasinya peluru, rudal dan meriam, bukan ahli tank yang merupakan bidangnya kecabangan Kavaleri), dia berkomentar di berbagai media menentang pembelian Leopard. Seolah dia tahu betul seluk-beluk tentang tank.
TNI tak akan maju kalau selalu dikerdilkan dan dianggap sebagai dosa masa lalu. Sadarilah bahwa TNI adalah benteng bangsa milik rakyat. Dukung TNI untuk maju setara dengan tentara negara lain yang lebih maju.
Sumber : Suara Merdeka
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment