"Yang namanya tetangga ya selalu membuat masalah, kalau tidak ada masalah bukan tetangga namanya," katanya dengan nada tawa, di sela-sela kunjungan ke Undip Semarang, belum lama ini.
Persoalan yang sering muncul adalah isu pergeseran perbatasan melalui patok. Menurutnya, persoalan tersebut dapat diselesaikan dalam forum Joint Border Committee (JBC) untuk membicarakan antarmenteri pertahanan. Forum digelar akhir tahun, termasuk meluruskan persoalan patok yang kadang diberitakan bergeser yang berujung kerugian kepada Indonesia.
Penggunaan teknologi Global Posisioting System (GPS) juga dilakukan untuk memantau patok perbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Meskipun patok digeser atau dipindah tidak akan berpengaruh terhadap penyempitan wilayah Indonesia.
Indonesia dan Malaysia, katanya, telah menyepakati batas wilayah perbatasan melalui teknologi GPS dan dipantau melalui pengindraan jarak jauh. Sehingga selisih paham yang muncul terkait pergeseran patok dapat segera diatasi. "Kalau ada patok bergeser bukan dari pihak Indonesia atau Malaysia," ujarnya.
Pembakuan kesepakatan perbatasan dengan teknologi pengindraan jauh, kata Purnomo, telah dilakukan beberapa tahun lalu. Cara itu ditempuh untuk meredam konflik yang menghangat ketika ada isu penggeseran patok oleh Malaysia.
Sumber : Suara Merdeka
Berita Terkait:
2 komentar:
kalau malaysia masih nekat mengusik wilayah NKRI,jangan orang2 kita yg bicara.biarkan RUDAL saja yg bicara...
Perbatasan Kalimantan perlu didirikan Kodim2, utk memberikan rasa aman masyarakat perbatasan dan transmigrasi purnawirawan serta masyarakat dihidupkan lagi. Pasti Malay tdk berani, kalau berani biar mantan2 prajurit bersama2 masyarakat menangkap dan memprosen hukum
Post a Comment