Pesawat itu diharapkan akan menjadi pesaing utama pesawat tempur stealth AS, F-22 Raptor dan F-35 Lightning II.
Pesawat tempur generasi kelima, yang dikembangkan bersama oleh Rusia dan India itu, terbang perdana Januari lalu di salah satu pangkalan udara Rusia di Timur Jauh. Namun, penampilan hari Selasa adalah penampilan perdana di depan publik, yang menunjukkan para pembuat pesawat itu sudah percaya diri dengan kemampuannya.
Hari Rabu (17/8/2011) besok, dua purwarupa pesawat berwarna perak itu akan memeragakan berbagai manuver aerobatik di hadapan para pengunjung MAKS Air Show, termasuk Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin. Kesempatan ini akan menjadi kesempatan yang ditunggu-tunggu para pecinta dunia dirgantara di seluruh dunia.
Mikhail Pogosyan, Presiden United Aircraft Corporation yang memproduksi pesawat ini, mengatakan, T-50 nantinya tak hanya menjadi tulang punggung kekuatan AU Rusia, tetapi juga AU India. India bahkan dikabarkan memesan lebih banyak pesawat, yakni 200 pesawat, dibandingkan dengan AU Rusia, yang hanya memesan sekitar 150 pesawat.
United Aircraft berambisi menjual sedikitnya 1.000 pesawat T-50 dalam beberapa dekade mendatang, dan menguasai setidaknya sepertiga dari pangsa pasar pesawat tempur berteknologi stealth (siluman, tak terdeteksi radar) di dunia. Untuk bersaing dengan pesawat-pesawat setara buatan AS, T-50 akan dijual dengan harga lebih murah.
Perkiraan sementara menyebut, pesawat canggih itu akan dijual dengan harga tak lebih dari 100 juta dollar AS (Rp 852,5 miliar) per unit. Bandingkan dengan harga F-22 Raptor yang dihargai 140 juta dollar AS.
Para pejabat Rusia mengatakan, versi final Sukhoi T-50 ini baru akan selesai akhir 2016. Meski demikian, Kepala Staf AU Rusia Kolonel Jenderal Alexander Zelin, berharap, pesawat pertama pesanan AU Rusia sudah bisa dikirim dalam tiga tahun mendatang.
Proyek pesawat ini sudah dimulai sejak dekade 1980, dengan tujuan membangun pesawat untuk menggantikan armada MiG-29 dan Su-27 AU Uni Soviet yang sudah mulai menua. Namun, proyek ini kemudian kesulitan dana dan sempat dihentikan. Sampai akhirnya India bersedia digandeng untuk bekerja sama akhir 2010 lalu.
Jika dibandingkan dengan AS, pengembangan pesawat siluman Rusia tertinggal cukup jauh. Saat ini, AS bahkan sudah akan mengoperasikan armada pesawat tempur stealth kedua, yakni F-35 Lightning II, yang juga akan dijual ke beberapa negara sekutu AS di NATO.
Zelin mengatakan, untuk menutup ketimpangan kekuatan angkatan udara sampai T-50 siap dioperasikan penuh, AU Rusia akan mengandalkan versi terbaru pesawat tempur MiG, yakni MiG-35. "Kami belum menghentikan proyek MiG-35D. Tetapi pada akhirnya, kami akan melakukan transisi penuh ke (armada) T-50," tutur Zelin.
Sumber : KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment