J-20 menggegerkan dunia saat muncul dan terbang perdana, Januari lalu. Seorang narasumber yang dekat dengan kalangan industri pertahanan Rusia mengatakan kepada Reuters, kesamaan desain J-20 dan Mikoyan 1.44 mengindikasikan teknologi Mikoyan, produsen pesawat-pesawat MiG Rusia, telah dipindahtangankan kepada pihak China.
"Sepertinya mereka (para desainer China) mendapat akses ke berbagai dokumen terkait Mikoyan (1.44), pesawat yang tidak menang tender di Kementerian Pertahanan (Rusia)," tutur sumber yang tak bersedia menyebut namanya itu, Kamis (18/8/2011).
Kesamaan desain yang paling kentara adalah penggunaan canard (sayap kecil) di depan sayap utama berbentuk delta dan dua sayap tegak yang miring. Penggunaan canard pada pesawat J-20, yang dimaksudkan sebagai pesawat stealth (siluman, sulit terlacak radar), ini sempat dipertanyakan para pengamat dunia penerbangan. Pasalnya, meski membantu pesawat lebih lincah bermanuver, sayap tambahan ini membuat pesawat lebih mudah terdeteksi radar.
Pengamat independen yang memantau hubungan Rusia dan China, Adil Mukashev, mengatakan, ada kemungkinan transfer desain ini terkait dengan transaksi keuangan. "China menukar beberapa bagian teknologi, termasuk bagian ekor Mikoyan itu, dengan uang," kata dia.
Pihak Kementerian Pertahanan China menolak berkomentar tentang spekulasi ini. Sementara pihak United Aircraft Corporation, yang kini menjadi perusahaan induk Mikoyan, membantah telah ada transfer desain atau teknologi kepada China.
China sudah lebih dulu membantah bahwa desain dan teknologi J-20 diambil dari teknologi pesawat-pesawat siluman AS, termasuk bangkai F-117 Nighthawk milik AS yang jatuh di Serbia tahun 1999. Sekilas, dari samping, bentuk J-20 yang memanjang justru mengingatkan pada bentuk prototipe pesawat YF-23 buatan AS.
Sumber yang dikutip Reuters juga mengatakan, para pejabat China diundang oleh Rusia saat rancangan Mikoyan 1.44 pertama kali ditampilkan kepada publik, akhir 1990-an. Pada akhirnya, program Mikoyan 1.44 ini ditolak oleh Kementerian Pertahanan Rusia karena kurang memiliki teknologi pengelak radar. Proyek pesawat tempur generasi kelima Rusia kemudian diserahkan kepada pesaing Mikoyan waktu itu, Sukhoi.
Sukhoi kemudian menggarap desain Sukhoi PAK FA atau Sukhoi T-50, yang terbang perdana Januari lalu, dan ditampilkan pertama kali kepada publik dalam MAKS Air Show di dekat Moskwa, Rusia, Selasa pekan ini. Sukhoi T-50 akan dikembangkan bersama India dan diharapkan mulai diproduksi tiga tahun mendatang.
Sumber : KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment