Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengungkapkan, program prioritas utama 2012 yang pertama adalah penguatan postur pertahanan laut. "Selama ini, wilayah laut kita yang luas masih lemah dan rawan dengan berbagai pelanggaran. Karenanya, perlu adanya penambahan kekauatan di laut. Baik penambahan kapal laut dan kapal selam. Hal ini untuk pengawasan, kontrol, dan patroli di laut," jelasnya kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (19/8).
Program usulan yang kedua adalah peningkatan kontrol di wilayah perbatasan dan terluar NKRI. "Seperti halnya di wilayah laut yang masih lemah, di wilayah perbatasan juga lemah dalam pengawasannya selama ini. Sehingga pada 2012, DPR akan dorong agar ada peningkatan pasuskan TNI yang ditempatkan di sepanjang wilayah perbatasan, untuk menjaga keamanan, teritorial dan sebagainya," kata Mahfudz.
Selanjutnya, untuk program prioritas yang ketiga adalah penambahan pasukan dan gelar persenjataan di wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga. DPR akan mendorong TNI untuk bisa menambah penempatan alutsistadi wilayah perbatasan untuk memberikan efek gentar terhadap pihak asing.
"Dalam gelar persenjataan di wilayah perbatasan ini, akan banyak ditempatkan persenjataan darat dan udara. Seperti penambahan dan penempatan rudal dengan jangkauan sekita 20-40 km," tegasnya.
Mahfudz menambahkan, gelar kekuatan persenjataan TNI di wilayah perbatasan itu akan ditempatkan di beberapa lokasi strategis seperti, di wilayah Sumatera yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura, di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. "Sementara di Papua yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini dan NTT yang berbatasan dengan Timor Leste, pada 2012 belum menjadi skala prioritas untuk gelar persenjataan TNI," ujarnya.
Usulan program prioritas Kemhan berikutnya adalah peningkatan sarana dan prasana TNI non perang. Misalnya untuk penanggulangan bencana alam. Selama ini, peran TNI cukup efektif dimobilisasi untuk operasi-oprasi non perang, terutama dalam penanggulangan bencana. Misalnya dalam kasus tsunami di Aceh dan Nias. Ternyata alat angkut TNI kita kan masih terbatas terutama heli untuk droping logistik dan obat-batan, masih terbatas.
"Sehingga kita perkirakan juga akan ada penambahan pesawat angkut untuk TNI. Yaitu hibah dari pesawat Hercules dari Australia 4 unit, yang kini masih terus diretrofit. Pada 2012 diperkirakan 2 unit selesai dilakukan retrofitnya dan sisanya tahun berikutnya," pungkas Mahfudz.
Sumber : Jurnal Parlemen
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment