Kapal perang yang dilibatkan dalam latihan perang yang dimulai 31 Oktober hingga 17 November, antara lain kapal perusak kawal rudal, kapal cepat rudal, kapal angkut tank dan kapal selam.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno saat membuka latihan perang di Pusat Komando Latihan Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya Jawa Timur, Senin (31/10/2011), mengatakan latihan ini untuk mengukur kesiapan prajurit dan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista), serta komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT).
“Seluruh hasil latihan akan dievaluasi untuk kesiapan TNI AL, dalam mendukung latihan gabungan TNI pada 2012 yang rencananya juga digelar di wilayah perairan Indonesia Timur,” ujar KSAL Soeparno.
Menurut Soeparno, latihan dibagi dalam dua tahap. Yakni gladi posko (31 Oktober-4 November) sampai dengan gladi lapangan (8-17 November) melalui serbuan operasi amfibi dan pendaratan pasukan di Pantai Sangatta, Kalimantan Timur.
Setelah seluruh rangkaian operasi berakhir, dilanjutkan kegiatan bakti sosial yang didukung kapal perang rumah sakit KRI Soeharso-990. “Kami pilih wilayah Sangatta yang dekat wilayah perbatasan dengan negara tetangga, karena kondisi lingkungan di kawasan itu memang sangat strategis dan dinamis,” kata KASAL.
Apabila sewaktu-waktu terjadi perubahan situasi yang tidak diinginkan dan mengharuskan dilakukan operasi laut, lanjut Soeparno, TNI AL sudah memiliki konsep yang terencana.
“Sampai saat ini, TNI AL tetap melakukan operasi rutin di kawasan perbatasan Ambalat dan pulau-pulau terluar. Kondisinya sekarang masih biasa-biasa, karena perundingan (soal Ambalat) juga belum selesai,” kata KSAL Soeparno.
Sumber : Tribun
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment