Rencana pemerintah ini menuai pro dan kontra. Namun, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo menyatakan tank Leopard asal Belanda cocok untuk kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Menurut Edhie, untuk menentukan tank kelas berat jenis Leopard, pihaknya sudah melakukan penelitian, termasuk menanyakan kepada pihak-pihak yang mumpuni soal alutsista. Apalagi kebutuhan akan Leopard juga merupakan permintaan si pemakai yakni Batalyon Kavaleri.
Tank tempur utama andalan Jerman ini juga banyak digunakan sejumlah negara. Dan sebagian besar digunakan oleh negara-negara Eropa. Hanya Singapura, negara di luar Eropa yang menggunakan tank yang dapat menyelam di lautan dangkal ini.
Berdasarkan catatan, Jerman memiliki 2.350 buah tank Leopard dari berbagai varian. Namun, dari jumlah itu, 408 Leopard yang aktif digunakan. Sedangkan sisanya disimpan dan dijual paska perang dingin.
Belanda sendiri pun memiliki 445 Tank Leopard. Namun, dari jumlah itu hanya 82 yang aktif dan 26 masih di gudang penyimpanan, serta 1 buah tank rusak. Belanda juga banyak menjual tank jenis ini paska perang dingin.
Negara-negara lain yang memiliki Leopard 2 adalah Austria yang memiliki 114 tank bekas Belanda. Kanada juga memiliki 20 buah, dimana 20 di antaranya disewa dari Jerman untuk perang Afganistan dan 5 dibeli dari Jerman untuk suku cadang.
Chili memiliki 132 buah tank bekas Jerman. Denmark (51 tank eks Jerman), Finlandia (124 tank eks Jerman), Norwegia (52 tank eks Belanda), Polandia (128 tank eks Jerman), Portugal (37 tank eks Belanda), Singapura (96 tank bekas Jerman termasuk 30 tank sebagai suku cadang), Spanyol (327 tank, 108 diantaranya bekas Jerman dan sisanya baru), Turki (339 tank eks Jerman), dan Yunani yang memiliki 353 tank.
Sumber : VIVANEWS
Berita Terkait:
1 komentar:
Jangan berhenti untuk terus berkarya, semoga
kesuksesan senantiasa menyertai kita semua.
keep update! mobil terbaik
Post a Comment