Saat ini Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran yang kian besar yakni Rp150 triliun. Anggaran ini dialokasikan untuk kejahtraan prajurit dan pengadaan alat utama sistem persenjataan TNI (alutsista)
Purnomo mengakui pemerintah terlambat dalam melaksanakan modernisasi alutista serta perbaikan kesejahteraan prajurit. Awal era reformasi lalu, pemerintah saat itu masih memfokuskan pada sektor perekonomian pasca krisis moneter tahun 2007 silam.
“Sekarang kita bisa memperbarui alutsista TNI karena sekarang ekonominya kuat, TNI pun makin kuat. Dulu saat kita reformasi kita tidak memperkuat alutsista karena ekonomi belum terlalu kuat sekarang sudah kuat ekonomi kita,” tandasnya saat menyambut kepulangan rombongan gerakan pramuka Saka Bahari tingkat nasional dari perbatasan Sebatik di Balikpapan, Sabtu siang lalu (14/1).
Anggaran ratusan triliun itu selain untuk kesejahteraan prajurti TNI, juga dialokasikan untuk pembelian alutsista. Di antaranya untuk penambahan 6 pesawat tempur jenis Sukhoi dan sejumlah pesawat F-16, kapal perang dan tiga kapal selam TNI AL.
Pengadaan persenjataan baru tersebut untuk pengamanan kawasan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI )II di area Balikpapan, Banjarmasin, Makassar dan Denpasar. “Untuk tiga kapal selam ini nantinya kita peruntukan bagi pengamanan jalur ALKI II ini,” ujarnya.
Seluruh kekuatan ini, termasuk kapal selam, bertugas di wilayah Timur Indonesia, terutama menjaga alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) II, yaitu dari utara perbatasan dengan Malaysia dan Filipina, Selat Makassar, hingga kepulauan Nusa Tenggara di selatan.
Untuk memperkuat itu,dari pengaman udara selain terdapat terdapat pesawat tempur F-16, TNI AU sudah memiliki 10 pesawat Sukhoi yang pengadaannya dimulai sejak zaman Presiden Megawati. Saat itu pemerintah hanya menargetkan memiliki satu skuadron mini atau berkekuatan 12 pesawat Sukhoi Su-27 dan Sukhoi Su-30.
“Dari Makassar hanya perlu sekitar satu jam bagi Sukhoi dengan terbang normal untuk mencapai perbatasan dengan Malaysia di Sabah. Sementara Sukhoi mampu terbang hingga mach-2 atau dua kali kecepatan suara,” katanya
Di bidang kesejahraan prajurit, lanjut Menhan sebagai upaya peningkatan profesionalisme prajurit TNI, sedikitnya ada enam hal terkait peningkatan kesejahtraan prajurit TNI.
“Pertama alokasi remunerasi 40 persen dari gaji, uang aluk pauk, kenaikan berkala, gaji 13, santunan cacat prajurit dan bea siswa putra – putrinya,” tambahnya.
Dengan adanya alutista yang modern, dan makin profesionalnya TNI seiring meningkatnya kesejahtraan prajurit, Purnomo memastikan TNI akan mampu menangkal gangguan negara lain baik di udara, laut maupun daratan.
Sumber : INILAH
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment