Harian bisnis The Maeil mengatakan militer Korsel berencana untuk menempatkan sensor itu di pulau terluar yang berada di Laut Kuning, tempat pertempuran luat berdarah pada 1999, 2002 dan November 2009. Sebuah korvet Korsel tenggelam dekat wilayah perbatasan yang masih dalam sengketa pada Maret tahun lalu, yang menurut Korsel merupakan serangan torpedo dari kapal selam Korut, sebuah tuduhan yang dibantah Pyongyang. Tenggelamnya kapal itu merenggut nyawa 46 orang.
Pada November tahun lalu Korut juga membombardir Pulau Yeonpyeong yang menewaskan empat orang termasuk warga sipil. "Kami merencanakan untuk menempatkan sejumlah sensor bawah laut guna meningkatkan kapabilitas pertahanan di kepulauan penting timur laut seperti Baengnyeong dan Yeonpyeong menyusul penenggelaman kapal perang Cheonan," kata seorang perwira militer yang tidak diidentifikasi seperti dikutip koran itu.
Pusat kontrol yang akan memantau sensor tersebut akan ditempatkan di pulau Baengnyeong, titik terdekat dengan perbatasan Korut, tulisnya. Namun kementerian pertahanan menolak berkomentar terhadap laporan itu dengan menyebut informasi semacam itu tergolong rahasia.
Ketegangan lintas perbatasan kedua Korea semakin akut sejak bombardir Korut terhadap pulau Yeonpyeong. Sejak itu Korsel telah menggelar sejumlah latihan militer, baik laut maupun daratan, termasuk sebuah latihan besar yang melibatkan Amerika Serikat, dalam upaya untuk unjuk kekuatan terhadap Pyongyang.
Sumber: REPUBLIKA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment