
Jakarta - Hibah empat unit meriam Salute Gun dari Republik Indonesia (RI) kepada militer Papua Nugini semakin terbuka. Ini menyusul persetujuan seluruh fraksi di DPR. Rencananya, persetujuan itu akan ditetapkan pada Sidang Parupurna DPR, Selasa (29/3).
"Dalam rapat internal di Komisi I DPR sebelumnya, seluruh fraksi yang ada telah menyetujui hibah tersebut. Selasa, tinggal ketuk palu," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi mengatakan, sebelum ketuk palu, Komisi I DPR akan melakukan pembahasan internal pada Senin (27/3). Agenda rapat, membahas pandangan fraksi dan dilanjutkan pengambilan keputusan. "Senin akan di-clear dalam rapat internal Komisi I," katanya.
Mahfudz menjelaskan, seluruh fraksi Komisi I DPR punya pandangan bahwa hibah itu tak akan memengaruhi kekuatan militer Indonesia. Artinya, ketersediaan meriam Indonesia masih mencukupi. Apalagi, meriam Salute Gun yang akan dihibahkan merupakan seri lama. "Hibah meriam itu, didasari bahwa Indonesia memiliki kelebihan stok," ujarnya.
Alasan lain, tutur Mahfudz, hibah empat unit meriam Salute Gun untuk mengurangi biaya perawatan meriam itu. Masyarakat, tutur Mahfudz, tak perlu khawatir karena meriam yang dihibahkan itu bukan termasuk kategori persenjataan perang atau alutsista. "Ini bukan kategori alutsista kok, jadi tidak perlu curiga berlebihan. Kecuali menyangkut persenjataan berat, yang memang kita sendiri masih membutuhkannya," katanya.
Sementara itu, mantan anggota Komisi I DPR Muhammad AS Hikam menyatakan, jika memang betul hibah itu ditujukan pada Papua Nugini, harus dibatalkan. Hibab itu tak dapat dibenarkan karena melanggar penjanjian internasional. "Apalagi jika hibah itu untuk kelompok separatis Papua Nugini, itu jelas mesti dibatalkan hibahnya, karena akan mendapat kecaman dunia internasional," katanya.
AS Hikam sendiri belum mendapatkan informasi lengkap, kepada siapa hibah itu diberikan Indonesia. Yang pasti, menurut dia, kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengibahkan meriam Salute Gun terlalu berlebihan (over acting). Pemerintah dan DPR perlu meninjau ulang, di tengah kondisi militer Indonesia masih banyak membutuhkan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Menurut dia, Indonesia masih minus dalam hal persenjataan tersebut. Sehingga sangat ironis, jika alutsista yang dibeli dengan uang rakyat dari impor itu, justru diberikan pada pihak lain.
"Sayang kalau peralatan itu masih bagus dan kita masih memerlukannya kenapa mesti disumbangkan pada negara lain. Apalagi jika alutsista tersebut di impor dan dibeli dari uang rakyat," kata Hikam.
Pendapat senada disampaikan pengamat militer dan intelijen Suripto, bahwa hibah meriam itu tak perlu direalisasikan. Indonesia masih perlu melengkapi alutsistanya untuk menjaga kedaulatan NKRI.
Apalagi dalam era sekarang ini, dia mengatakan, hampir seluruh negara di Asia sedang membangun kekuatan militer dan melengkapi alutsistanya.
Sumber: SUARA KARYA
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
PAPUA NUGINI
- Prajurit Kodam Siliwangi Jaga Perbatasan Indonesia - Papua Nugini
- Update : Kronologi Aksi 37 Menit 'Menjepit' Jet Papua Nugini
- Update : Klarifikasi Kemhan Dan Kemlu Terkait Penghadangan Pesawat Papua Nugini
- Papua Nugini Akan Mengusir Dubes Indonesia Atas Insiden Dua Pesawat Tempur TNI AU
- Perbatasan Papua Nugini Dan Malaysia Sangat Rawan
- Indonesia Dan Papua Nugini Belum Sepakat Soal Perbatasan
- Papua Nugini Akan Membeli Pesawat Dan Kapal Patroli Dari Indonesia
- TNI Lansir Identitas Penyerang Pos Keamanan Merauke
- Pos Perbatasan TNI Diserang
- 650 Prajurit Diberangkatkan ke Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
- 650 Prajurit TNI Perketat Wilayah Perbatasan
- 115 Prajurit TNI Bangka Siap Amankan Papua
- RI-Papua Nugini Sepakat Buka Pos Perbatasan
- RI - Papua Nugini Bahas Kerja Sama Bidang Pertahanan
Senjata
- PT Pindad Kewalahan Produksi Senapan Sniper Untuk Dalam Negeri
- Indonesia Inginkan Jaminan Alutsista Dalam Traktat Perdagangan Senjata
- PBB Desak Konsensus Perjanjian Perdagangan Senjata
- Bila Diinginkan, Indonesia Dengan Mudah Membuat Senjata Nuklir
- AS Berharap Tidak Ada Perlombaan Senjata Di ASEAN
- Senjata Murah Buatan China Jadi Saingan Berat PT Pindad
- KSAD : SS-2 Buatan Pindad Mampu Mengalahkan M-16
- Wamenhan : Ada Beberapa Alasan Irak Membeli Senjata Dari Indonesia
- Jubir Kemhan : Arab Saudi Juga Akan Membeli Senjata Buatan Pindad
- Irak Tertarik Senjata Ringan Buatan PT Pindad
- Dirut Pindad : Kami Yakin Pesanan Senjata TNI Kelar Tahun Ini
- KSAU : Super Tucano Gunakan Persenjataan Lokal
- Kemhan Akan Melakukan Pengadaan Meriam Pengganti Meriam Salute Gun
- Senapan Serbu Buatan PT Pindad Semakin Memikat
- Indonesia Diberi Tegat Waktu Empat Tahun Untuk Musnahkan Ranjau
- Engineer Pindad : Senapan SS-2-V5a1 Sangat Akurat Dan Mematikan
- Asia Pasar Pengimpor Senjata Terbesar Di Dunia
- Timor Leste Tertarik Beli Senjata SS-2 Buatan Pindad
- 2012, Armed TNI AD Kedatangan Meriam 155 mm Dan MLRS
- Tentara Vietnam, Kamboja & Laos Naksir Senjata Buatan Pindad
- TNI AD Raih Juara Menembak Se-ASEAN
- Sukhoi TNI AU Dilengkapi Dengan Bom BTN- 250 Dan BCA-50 Buatan Pindad
- Korsel Tertarik Membangun Industri Senjata Di Babel
- Lubang Besar di Nunukan Ternyata Bekas Ledakan Bom TNI AL
- Lihat Senjata SPR-2 Buatan Pindad, Tentara Singapura Bilang, 'Good'
1 komentar:
lucu!!!!hahahahaha....
Post a Comment