
Jakarta – Kementerian Pertahanan (Kemhan) menganggarkan sekitar USD16 juta untuk pembelian pesawat tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV).
Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya Eris Herryanto mengatakan, untuk 2011 direncanakan akan dilakukan pembelian sejumlah pesawat tanpa awak. Dana untuk pembelian tersebut diambil dari anggaran tambahan untuk memodernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) senilai Rp2 triliun pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011.
Namun, dia belum bisa memastikan pesawatpesawat tersebut akan didatangkan dari negara mana. “Untuk sejumlah pembelian alutsista, kita akan menggunakan anggaran tambahan Rp2 triliun,” ujarnya di Jakarta kemarin. Selain itu, lanjut Eris, tambahan anggaran tersebut juga akan dibelanjakan untuk persenjataan pesawat tempur Sukhoi dan sejumlah helikopter dari Rusia.
Seperti diketahui,TNI Angkatan Udara akan menambah satu skuadron berupa pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak, untuk memperkuat kemampuan pemantauan, termasuk daerah perbatasan di Kalimantan Barat. Pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis dan dapat dioperasikan dari jarak jauh.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat pernah menyatakan, untuk menampung pesawat- pesawat tersebut, status Lanud Supadio Pontianak akan ditingkatkan menjadi Kelas A atau Bintang 1. Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Helmi Fauzy mengatakan, prinsipnya Komisi I menyetujui sejumlah pembelian alutsista yang diusulkan Kemhan dan TNI.
“Untuk pembelian pesawat tanpa awak dan sejumlah persenjataan lain prinsipnya disetujui,” ujarnya.Namun, lanjut Helmi,Komisi I mempertanyakan pembelian dua pesawat Boeing 737-400 dari Garuda Indonesia. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Fayakhun Andriadi menambahkan, pihaknya mempertanyakan serah terima pesawat tersebut.
Menurutnya, proses pembelian tersebut telah melanggar prosedur.“DPR belum memberikan persetujuan atas proses pembelian tersebut,” katanya. Seharusnya,dengan anggaran yang tersedia,TNI AU dapat membeli pesawat baru yang pemeliharaannya jauh lebih mudah dan murah ketimbang membeli pesawat bekas dari maskapai penerbangan.
”Sebaiknya beli baru.Apalagi untuk VVIP. Satu bisa sekelas 737, satunya lagi pesawat yang bisa mendarat di mana-mana,misalnya CN235 yang bisa (dibuat) di dalam negeri oleh PT Dirgantara Indonesia,”ujarnya.
Sumber: SINDO
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
TNI AU
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- TNI AU Akan Melakukan Pengadaan Peluru Kendali Jarak Menegah
- Lanud Supadio Dilengkapi Dengan Rudal QW 3
- Komisi I Mau Pastikan Pesawat Tempur Sukhoi Baru Sudah Bersenjata
- Dua Pesawat Tempur Su-30MK2 Tiba Di Tanah Air
- TNI AU Kembali Terima 8 Mesin Sukhoi Dari Rusia
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- 2013, TNI AU Akan Lengkapi Satu Skuadron Sukhoi
- Skuadron 15 Iswahjudi Terima Tim Dari Korea Aerospace Industries
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- TNI AU Tolak Lanud Iswahyudi Untuk Kepentingan Sipil
- Status Lanud Pekanbaru & Pontianak Jadi Kelas A
- Perkuat Selat Malaka, Satu Skuadron F-16 Disiapkan di Pekanbaru
- Jupiter Aerobatic Team (JAT) Dan Team Dynamic Pegasus Akan Tampil Di HUT TNI AU
- Dua Sukhoi Baru TNI AU Sukses Test Flight
- Pesawat Antonov Kembali Kirim Empat Mesin Pesawat Sukhoi TNI AU
- Super Tucano Lakukan Ujicoba Pengeboman Di Lumajang
- Dua SU-30 MK2 Sudah Tiba Di Makassar
- Jupiter Aerobatic Team TNI AU Akan Tampil Di Malaysia
- Besok, Dua Pesawat Tempur Sukhoi Tiba Di Lanud Hassanudin
- KSAU Terima Kunjungan Dubes Korsel
- TNI AU Kirim Enam Pilot Untuk Pelatihan Pesawat T-50 Dan T/A-50
- 2013, Anggaraan TNI AU Naik 8,3 Persen
- TNI AU Bentuk Satgas Untuk Menangani Kecelakaan Hawk 100
- Gemuruh Super Tucano di Langit Malang Raya
UAV
- Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2013
- Satu Skuadron UAV Akan Mengawasi Perbatasan
- Selain Rudal, Indonesia - China Kerjasama UAV Dan Pertahanan Elektronik
- Menhan : Skuadron UAV Nanti Terdapat UAV Buatan Dalam Dan Luar Negeri
- Menhan : Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Akan Diproduksi Massal
- Menristek : UAV Buatan BPPT Masih Terlalu Berisik
- Presiden Dan Menhan Hadiri Ujicoba UAV
- Spesifikasi UAV Sriti dan Alap-Alap Buatan BPPT
- BPPT Siap Mengembangkan UAV Untuk Militer
- TNI AL Gunakan UAV Dan Satelit Buatan Lapan
- Komisi I : Pengadaan UAV Kemungkinan Bakal Disetujui Oleh DPR
- KSAU : Kita Akan Pelajari Dan Mengembangkan UAV Asal Israel
- Menhan : UAV Akan Menjadi Andalan Di Daerah Perbatasan
- Kemhan Bantah Kirim Nota Protes Kepada Australia
- TB Hasanuddin : Tak Perlu Khawatir Dengan Isu Penempatan UAV AS Di Pulau Cocos
- Jubir Kemhan : Drone AS Bukan Ancaman Bagi Indonesia
- Komisi I : TNI Dan BIN Harus Waspadai Basis Drone AS Di Australia
- Komisi I Meminta Kemhan Kaji Dampak Penggunaan UAV Teknologi Israel
- Wamenhan Jelaskan Rencana Pembelian Pesawat Tanpa Awak Kepada DPR
- Hanggar Dan Kantor Untuk Pesawat Tanpa Awak Telah Disediakan
- Kemhan Telah Mengakui Mengujicoba UAV Searcher MK II Dan Hermes
- Sekjen Kemhan : Kami Telah Bayar Uang Muka Untuk Pembelian UAV
- English News : Don’t Worry About Drones’ Source
- Penglima TNI : Saya Tidak Mempermasalahkan Pengadaan UAV Asalnya Darimana
- Kadispenau : Apapun UAVnya Yang Penting Sesuai Dengan Spesifikasi TNI AU
0 komentar:
Post a Comment