Eropa - Biasanya orang menggunakan teropong untuk memantau sebuah obyek. Tapi, jika target tersembunyi di balik penghalang, teropong secanggih apa pun jelas tak berguna.
Sekarang ada SmartBird. Camar pintar ini mampu menjadi "mata" pengganti untuk meneropong obyek di tempat-tempat tak terjangkau. Mereka yang bergerak di bidang militer, polisi, dan dinas rahasia pasti melirik kepiawaian temuan gres ini.
Festo-sebuah perusahaan pengembang robotika di Eropa-telah merampungkan desain awal robot burung ini dua pekan lalu. Dengan berat hanya setengah kilogram-berkat campuran logam yang begitu ringan-dan lebar sayap 195 sentimeter, inilah robot pertama yang terbang tanpa daya dorong gas.
Meniru sistem kerja burung camar, Festo mengembangkan sistem hidrolik untuk menjalankan dua rangkaian motor listrik yang ditanam di dalam tubuh robot. Tenaganya berasal dari baterai. Rangkaian motor inilah yang menggerakkan sayap naik-turun. Selain itu, ada mekanisme tuas yang memberi derajat penyimpangan arah yang meningkat dari badan ke ujung sayap, dus memberi tekanan terhadap udara di bawah tubuh robot dan membuatnya terbang.
Kontrol gerakan robot ini berada pada kepala dan ekor. Gerakan sinkron dua bagian ini menentukan kemiringan, belokan, dan putarannya. Selain itu, bentuknya yang aerodinamis membuat SmartBird dapat bermanuver layaknya camar. Sedangkan kecepatan terbang ditentukan oleh kerapatan kepak sayap. Begitu pula saat akan berhenti, sebuah mesin transmisi elektronik akan memancarkan sinyal radio yang terhubung dengan alat kontrol si empunya burung.
Bentuk, ukuran, dan warna yang begitu mirip camar memudahkan robot ini menyelusup dalam penyamaran. Kamera pada mata burung akan merekam semua obyek yang tertangkap dan menyimpannya dalam sebuah cip. Praktis dan efektif untuk misi pemantauan rahasia.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment