Jakarta - TNI Angkatan Udara akan merealisasi pembelian satu skuadron pesawat T/A-50 Golden Eagle dari Korea Selatan pada tahun depan. Pesawat latih tempur itu untuk meningkatkan kemampuan pengendalian pesawat tempur para penerbang TNI AU.
"Seluruhnya 16 pesawat," ujar Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Sufaat, usai acara Hari Ulang Tahun TNI AU ke 65 Tahun di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Sabtu 9 April 2011. Imam menambahkan, pengadaan pesawat ini merupakan kebijakan jangka panjang untuk memenuhi kekuatan dasar minimum (minimum essential force) yang direncanakan bisa tercapai pada 2024.
"Kebijakan dari Presiden untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan alutsista khususnya untuk pesawat-pesawat yang berusia diatas 30 tahun," ujarnya. Kebijakan ini diambil karena TNI Angkatan Udara selama ini kesulitan untuk memenuhi kebutuhan suku cadang pesawat yang dimiliki TNI AU, yang sebagian sudah uzur.
T/A-50 Golden Eagle rencananya akan menggantikan Hawk 53 MK buatan Inggris yang akan segera dipensiunkan. Selain T/A-50, TNI AU juga akan membeli pesawat Super Tucano untuk menggantikan OV-10 Bronco.
Menurut Imam, pengadaan pesawat tersebut sudah masuk dalam anggaran Kementerian Pertahanan. "Proses pengadaan T/A-50 sudah ditetapkan oleh Dephan. Proses pengadaan sudah dimulai," tuturnya.
Untuk membeli satu skuadron T/A-50, pemerintah harus menyiapkan biaya US$ 400 juta. Pesawat rencananya akan mulai dikirim ke Indonesia pada 2012 mendatang. "Normalnya sebenarnya 18 bulan, tapi kami minta perusahaannya untuk mempercepat," ujarnya.
Imam menambahkan, pesawat T/A-50 cocok untuk latihan pilot pesawat Sukhoi dan memiliki kemampuan mirip F 16. "Jadi sebelum mereka ke Sukhoi, mereka kita latih pakai ini dulu," ujarnya. "Karena kalau latihan pakai Sukhoi cost operasionalnya cukup besar." Selain untuk latihan, pesawat ini bisa digunakan untuk operasi penyerangan ringan.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment