Denpasar- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar latihan tanggap serangan teroris bagi sejumlah instansi di Provinsi Bali, Senin, 20 Juni 2011. Latihan terutama untuk mengantisipasi modus baru seperti serangan dengan senjata kimia dan biologi.
Direktur Pembinaan BNPT Rudy Sufahriadi menyatakan pelatihan meliputi kemampuan mendeteksi dengan menggunakan berbagai peralatan. Ada juga materi tentang pemberian pertolongan dan cara mengurangi korban. “Kami memberi perhatian khusus karena ke depan arahnya memang ke serangan jenis itu,” ujarnya di Sanur, Denpasar. Kesimpulan itu diambil juga dari hasil kunjungan BNPT ke Pakistan.
Dari segi dana dan efek yang ditimbulkan, serangan bisa lebih efisien. “Jadi, kita harus siap untuk mencegah maupun menanggulanginya,” ujarnya. Selain dari BNPT, materi juga disampaikan oleh pakar dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Kementerian Kesehatan, PB Pemadam Kebakaran, Puslabfor Polri, dan Paskhas TNI AU.
Sementara peserta berasal dari Kodam IX Udayana, Kepolisian Daerah Bali, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Adpel Pelabuhan Benoa, Bandara Ngurah Rai, dan Linmas Provinsi Bali.
Pelatihan berlangsung atas dukungan Pemerintah Kanada. “Ini wujud dari komitmen mengatasi terorisme di wilayah ini,” kata Irene Wiiliam, Kepala Bidang Politik Kedubes Kanada.
Bali merupakan provinsi yang pertama mendapat pelatihan karena posisinya yang strategis. Sebelumnya, sudah ada 15 pelatihan diberikan kepada instansi-instansi di tingkat nasional.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment