"Infrastruktur pendukung yang sangat dibutuhkan prajurit di wilayah perbatasan di Nusa Tenggara Timur saat ini adalah komunikasi dan air bersih," kata Edison Napitupulu, Senin.
Dia mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan seputar perhatian TNI terhadap infrastruktur bagi personel yang bertugas di wilayah perbatasan antara Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste pada acara silahturahmi dengan wartawan di Kupang.
Para prajurit yang bertugas di wilayah-wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur dan Timor Leste umumnya masih menghadapi berbagai persoalan hidup. Selain tempat tinggal, masalah utama mereka adalah air bersih dan tidak bisa akses komunikasi dengan dunia luar.
Danrem mengatakan, di pos perbatasan Haumeni Ana misalnya tidak ada air bersih, sehingga para prajurut harus mencari air ke pulau seberang dengan menggunakan perahu karet. Selain itu, di pos Maliana punya persoalan lain lagi. Di daerah ini tidak ada sinyal telepon sehingga para prajurit tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga atau mengirim informasi cepat jika ada kejadian luar bisa di perbatasan.
"Khusus masalah komunikasi kami telah mengajak petugas dari Telkomsel untuk melakukan survei ke lokasi tetapi kemungkinan baru bisa dibangun BTS pada November mendatang," katanya. Menurut dia, masih banyak kekurangan yang dihadapi para prajurit, tetapi secara perlahan akan terus benahi.
Dia berharap ke depan nanti mereka yang bertugas di wilayah perbatasan bisa dengan mudah mendapat akses air bersih maupun komunikasi dengan dunia luar.
Sumber: REPUBLIKA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment