"Naif rasanya kalau pemerintah tak segera merevitalisasi PT DI, ini industri strategis," kata Airlangga, saat rapat kerja antara direksi PT DI dan Komisi VI serta Komisi XI DPR DI di kantor PT DI, Bandung, Jumat (24/6).
Airlangga mengatakan, Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat membutuhkan pesawat. Anehnya, Indonesia mempunyai PT DI yang memproduksi pesawat sementara negara (pemerintah) tidak membeli pesawat dari PT DI malah beli pesawat dari negara lain. "Sudah gitu pesawat dari lain itu nggak bermutu lagi," kata Airlangga.
Pada saat itu ia juga mendesak pemerintah agar segera merealisasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp 6,7 miliar ke PT DI sebagaimana yang telah dijanjikan. "Segera cairkan dana itu, agar benahi manajemennya di sini dan bayarlah gaji karyawan di sini secara penuh," ujarnya.
Sementara Dirut PT DI, Budi Santoso, mengatakan, PT DI memperoleh banyak order kerja (kontrak) tahun 2008 dan 2009 namun tidak bisa dilaksanakan karena perusahaan kesulitan mendapatkan modal kerja untuk menjalankan kontrak yang ditawarkan.
Selain itu, kata dia, karyawan PT DI saat ini kebanyakan sudah tua, mulai memasuki usia pensiun, sementara pihak direksi tak bisa merekrut karyawan baru karena masalah dana. "Sudah usia karyawan tua, jumlahnya juga sedikit," kata dia.
Sumber: SUARA PEMBARUAN
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment