Jakarta – Berbagai jenis alat utama sistem senjata (alutsista) produksi putra-putri bangsa tidak saja digunakan untuk kebutuhan pertahanan dalam negeri, tapi berkualitas ekspor. Senapan serbu generasi 2 (SS2) produksi PT Pindad menjadi salah satu daya tarik yang selalu ditawarkan Indonesia dalam kerja sama pertahanan dengan negaranegara sahabat.
Senjata SS2 mulai digunakan militer Indonesia sejak sekitar 2005. Kini, PT Pindad telah memproduksi berbagai varian SS2 seperti SS-V1 (standar refile),SS-V2 (carbine),dan SS2- V4 (sniper), serta SS2-V5 (subcombat). Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin pada April lalu juga menawarkan senjata ini kepada Arab Saudi.
Dalam kunjungan itu,Sjafrie menjadikan senjata SS2 sebagai buah tangan dari Indonesia selain replika pesawat CN235. Langkah ini memperlihatkan hasil positif. “Mereka akan ke PT Pindad, tapi belum ada pembicaraan mengenai berapa unit (yang akan mereka beli),”katanya seusai menerima kunjungan siswa Sesko dari Arab Saudi di Jakarta kemarin.
Sjafrie menegaskan, keandalan senjata SS2 sudah teruji. “Sudah dibuktikan dalam suatu pertandingan dan berhasil menang di Asia Pasifik.Juga sudah dibuktikan dalam pertempuran. Harapansaya,inibisa menjadi standar (persenjataan di luar negeri),”paparnya. Salah satu kejuaraan yang diikuti senjata SS2 adalah lomba menembak Australian Army Skill At Arms Meeting (AASAM) di Australia.
Kejuaraan ini diikuti belasan negara di Asia Pasifik.Pada 2009 tim dari Indonesia berhasil menjadi yang terbaik dengan menggunakan senjata SS2-V4. Dalam pertandingan antarnegera, ASEAN juga demikian. Senjata SS2 produksi PT Pindad ini diklaim sebagai senjata yang paling pas untuk kebutuhan negara-negara tropis.
Selain tahan terhadap kelembaban yang tinggi, desain senjata ini disebut-sebut lebih ergonomis dan ringan,sekitar 3,2 kg dalam kondisi kosong. Dan yang paling penting, akurasinya cukup bisa diandalkan. Senjata dengan panjang 930 mm (laras 460 mm) itu menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO,223 remington kaliber 5.56 x 45 mm.
Menurut informasi, senjata ini mampu menembakkan rata-rata 700 butir peluru per menit. Kecepatan peluru mencapai 710 meter per detik dengan jarak efektif 450 m. Senjata ini merupakan hasil pengembangan dari SS1 produksi PT Pindad dan digunakan sejak 1991. SS1 pernah dipakai dalam operasi di Aceh, Timor Timur (Timor Leste),dan Papua. Senjata SS1 memiliki berat kosong 4,01 kg dengan ukuran panjang 997 mm.
Sumber: SEPUTAR INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment