Kapal tersebut berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menuju Pulau Wetar, Maluku, untuk mengantar peralatan berat milik TNI. Kapal itu dihantam gelombang tinggi di antara Pulau Alor, NTT dan Wetar. Kapal akhirnya kembali ke perairan dekat Pulau Alor menunggu cuaca kembali normal.
Nakhoda KM Ayu 8, Ferry Samha membenarkan kapal tidak berhasil melewati gelombang tinggi. "Kapal sementara mencari perlindungan di bagian utara Alor," katanya.
Kapal bertonase 641 GT itu mengangkut truk dan peralatan berat milik TNI Angkatan Laut untuk diturunkan di Wetar. Namun dilaporkan tidak ada kerusakan kapal akibat gelombang tinggi tersebut.
Sementara itu, gelombang tinggi antara 4-5 meter melanda perairan NTT selama sepekan terakhir ini. Gelombang tinggi dipicu angin kencang berkecepatan 20 knot per jam sebagai dampak dari badai tropis Songda yang sedang melanda Filipina.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) NTT menyebutkan, tekanan udara akibat badai tropis Songda di Asia mencapai di bawah 1.000 hektopascal (hPa). Dampaknya untuk NTT terjadi angin kencang.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment