Detail pengeluaran dana operasi belum bisa diumumkan. Purnomo beralasan dana itu masih dalam proses audit.
Dibanding operasi perburuan Usamah bin Ladin, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menilai biaya operasi penyelamatan sandera ini masih jauh lebih kecil. "Yang penting semua awak kapal dan kapal dapat diselamatkan," katanya.
Menurut Djoko, sebagian anggaran diambil dari dana kontingensi Tentara Nasional Indonesia. Alokasi dana ini bisa dipakai untuk operasional tanpa menunggu persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Namun, Menteri Pertahanan mengkomunikasikan dana itu dengan Dewan.
Kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta sejumlah menteri dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyambut kedatangan Satuan Tugas Duta Samudra di Dermaga Komando Lintas Laut Militer, Jakarta. Duta Samudra terdiri atas tiga kapal, yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma, KRI Yos Sudarso, dan KRI Banjarmasin. Satuan tugas ini merupakan bagian dari Satuan Tugas Merah Putih.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan tiga pasukan khusus dikirim ke perairan Somalia pada Maret dan April lalu. Pasukan itu terdiri atas 480 personel satuan tugas, 488 personel pasukan kekuatan, 15 personel dari satuan tugas intelijen gabungan Badan Intelijen Negara dan TNI, serta 16 pasukan penerbang.
Presiden Yudhoyono mengaku lega bisa membeberkan pengiriman Satuan Tugas Merah Putih. Alasannya, ia sudah sekian lama harus bungkam soal misi tersebut. "Tidak mungkin saya bilang sudah dikirim seminggu lalu, posisinya di sini, sama saja dengan setor nyawa," dia menuturkan.
Atas keberhasilan memimpin Satuan Tugas Duta Samudra, Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat Kolonel Laut (P) Ahmad Taufiqoerachman naik pangkat menjadi laksamana pertama.
Sumber: TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment