"Indonesia melalui Menteri Pertahanan Indonesia dan degelasi Korsel di Jakarta telah menandatangi kontrak ekspor pengadaan pesawat latih T-50 buatan KAI dan Depkeu Indonesia dan Bank Ekspor - Impor Korsel telah melakukan negosiasi tentang masalah anggaran pengadaan pesawat latih tersebut", katanya.
Indonesia telah melakukan pengadaan sebesar $ 400 juta dollar, yang diharapkan pesawat tersebut dapat dikirim tahun 2013.
Pada bulan agustus tahun lalu, Indonesia telah melakukan tender pesawat latih yang diikuti oleh T-50 Korsel, Yak-130 Rusia, dan L-159B Ceko. Pada April 2011, T-50 menang dalam tender pengadaan pesawat latih dan kemudian melakukan negosiasi untuk pengadaan pesawat tersebut.
Pada bulan Maret 2011, pemerintah Indonesia telah mengirimkan dua utusan ke Korsel untuk mengecek kesiapan perusahaan dalam membuat pesawat T-50 tetapi dalam kunjungan tersebut tidak memunculkan kekuatiran Korsel.
KAI dan Lockheed Martin telah menghabiskan ₩ 2 Triliun dalam waktu 13 tahun dalam mengembangkan T-50 yang merupakan pesawat latih dengan kecepatan supersonik yang dijuluki dengan "Golden Eagle".
Dari pesaing kuat Rusia, Korsel melakukan evaluasi kinerja dan harga pesawat tersebut yang tidak dimiliki oleh Rusia. Karena Korsel memiliki pengalaman pahit dalam tender pengadaan pesawat latih di UEA dan Singapura.
Selain diekspor Indonesia, Korsel juga akan mengekspor ke Israel, AS, Polandia, India dan UEA. Dengan pengadaan alutsista ke beberapa negara, berdampak positif yang telah dilakukan Korsel.
Pengadaan T-50 Ke Indonesia sebenarnya telah dilakukan pada bulan Desember 2010, setelah kunjungan presiden Lee ke Indonesia dan kedua pemimpin kedua negara melakukan pembahasan tentang kerjasama pertahanan yaitu pesawat latih, kapal selam, alat-alat komunikasi dan berjanji akan melakukan kerjasama dengan industri pertahanan Indonesia yang akan berdampak besar bagi kedua negara.
Sumber: Yonhap/WDN/MIK
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment