Dalam diskusi di Kedubes AS, Senin (12/4) Professor Simon mengatakan militer Indonesia sempat kelabakan menangani perawatan serta peningkatan kualitas peralatan tempur buatan AS saat diembargo. Sehingga banyak kendaraan tempur yang harus dikandangkan karena tidak layak beroperasi. Embargo dirasakan sebagai bentuk kesewenangan AS dan oleh sebab itu, TNI akan membeli teknologi diluar Washington guna menghindari kasus embargo berulang kembali.
Indonesia akan membeli peralatan tempur dari negara lain seperti Russia atau Perancis walaupun teknologi yang ditawarkan masih dibawah AS. Seperti, pembelian pesawat tempur Sukhoi 27SK dan Sukhoi 30MK dari Rusia serta Panser VAB dari Perancis.
Selain itu, dalam sesi tanya jawab guru besar universitas Arizona juga menolak adanya tudingan sejumlah pihak mengenai rencana pembuatan pangkalan militer AS di Indonesia. Profesor Simon mengatakan pembuatan pangkalan merupakan hal yang amat sulit direalisasikan dan diperkirakan akan mengundang perdebatan publik seperti halnya ketika angkatan laut AS memberikan bantuan bagi korban Tsunami Aceh 2004 silam.
Sumber: LIPUTAN6
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment