Hal ini disampaikan oleh Danjen Kopassus Mayjen Lodewijk F Paulus kepada wartawan dalam peringatan HUT Kopassus ke-58 di Jakarta, Jumat (16/4). "Kami sebagai prajurit Kopassus dari reformasi doktrin kita adalah memasukkan seluruh kurikulum Kopassus materi hukum HAM (hak asasi manusia) dan humaniter. Termasuk kerja sama dengan LSM, ICRC, bagaimana untuk pelatihan HAM," ujarnya.
Ia sempat menyatakan ketidakpuasannya atas penilaian sebagian elemen terhadap Kopassus masa kini. Menurutnya, penilaian tidak adil diberikan karena menilai Kopassus dari kacamata masa lalu.
Pemasukan materi HAM dalam pembelajaran setiap prajurit Kopassus adalah bagian solusi masalah tersebut. Ia meyakinkan jika seluruh prajurit memahami aturan tersebut. "Saya yakini tidak ada satu pun prajurit Kopassus yang tidak memahami HAM dan pada gilirannya harus menghormati HAM," tukasnya.
Evaluasi pasukan, sambung dia, terus dilakukan. Kesimpulan didapatkan bahwa ketiga kemampuan utama yang dimiliki Kopassus, yakni penanggulangan teror, sandhi yudha, dan parakomando, dinilai cukup baik namun akan terus ditingkatkan sesuai perkembangan zaman. Termasuk, soal peralatan yang semestinya dimiliki oleh pasukan khusus.
"Kami terutama untuk penanggulangan antiteror. Kami coba. Sebenarnya kami tidak terlalu ketinggalan tapi kami ada latihan bersama. Enggak lucu kalau misalnya kami gunakan A, mereka gunakan B yang lebih bagus. Kami coba menuju ke sana," tandasnya menjawab upaya peningkatan kemampuan Kopassus.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment