Surat kabar Inggris, The Sunday Times, dikutip msnbc.msn.com, Minggu (5/9), menggambarkan bagaimana seorang gerilyawan yang disebut sebagai "bendahara" Taliban, mendapatkan dana US$18 ribu dari sebuah perusahaan Iran di Kabul, sebagai bayaran atas serangan pada Juli lalu yang menewaskan sejumlah personel militer Afghanistan dan AS dan menghancurkan sebuah kendaraan lapis baja AS.
Bendahara tersebut, lanjut harian tersebut, lalu menyerahkan uang itu kepada para pejuang Taliban di Provinsi Wardak. dalam enam bulan terakhir, si bendahara mengaku telah mengumpulkan dana US$77 ribu dari perusahaan Iran tersebut.
Harian Inggris itu juga mengklaim telah melakukan investigasi dan menemukan setidaknya lima perusahaan Iran yang beroperasi di Kabul, secara rahasia mendanai Taliban.
"Kami tak peduli uang itu dari mana," ujar si bendahara yang menggambarkan hubungan Taliban dan Iran sebagai sebuah "perkawinan yang bahagia".
Menurut bendahara itu, Iran tidak akan berhenti mendanai pejuang Taliban sebab AS juga berbahaya bagi Iran. "Saya kira posisi kami dan Iran sama. Uang yang kami dapat tidak haram, sebab untuk jihad," sebut bendahara itu lagi.
Sumber: PRIMAIRONLINE
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment