KUPANG--MI: Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berpatroli di perairan perbatasan RI-Australia untuk mengawasi perbatasan dari pelanggaran dan pencurian ikan oleh kapal asing. Patroli rutin itu digelar menyusul insiden di perbatasan RI-Malaysia beberapa waktu lalu.
Komandan Lantamal VII Laksamana Pertama Amri Husaini mengatakan, patroli dilakukan tiga kapal milik TNI Angkatan Laut sampai perbatasan RI-Timor Leste. Namun, dalam patroli selama satu bulan terakhir tidak ditemukan pelanggaran perbatasan. Perbatasan kondusif dan tidak ada gejolak. "Saya berharap tidak ada gejolak di perbatasan perairan Indonesia- Australia dan Timor Leste," katanya di Kupang, Senin (6/9).
Kondisi tersebut membuat TNI tetap mengirim empat kapal untuk kepentingan patroli rutin. Menurut Dia, wilayah perbatasan maritim Indonesia-Australia tidak terlalu rawan karena hubungan TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Australia sangat akrab antara lain sering terlibat dalam latihan dan patroli bersama. Latihan itu bertujuan mencegah kesapahaman dalam penanganan pelanggaran di laut, dan mempererat hubungan dan kerjasama saling menguntungkan.
Laut Timor berpotensi dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin menciptakan situasi tidak aman, maupun tindakan yang dapat menganggu stabilitas keamanan maritim kawasan regional. Selama ini laut Timor digunakan sebagai zona penangkapan ikan oleh nelayan terutama asal NTT, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam, dan jalur pelayaran internasional. Karena itu, patroli keamanan laut itu juga bertujuan mengamankan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Dia mengatakan, pihaknya terus berupaya memberikan pengamanan kepada semua pelayaran yang melintas di perairan NTT, Nusa Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya yang merupakan wilayah tugas Lantamal VII Kupang.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment