VIVAnews - Beberapa hari lalu, sejumlah media melansir dokumen yang dibocorkan Wikileaks bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pelarangan Kopassus latihan di Amerika Serikat dihentikan supaya Presiden Amerika Serikat Barack Obama bisa berkunjung ke Indonesia. Hari ini, Kedutaan Besar Amerika Serikat menyatakan, bocoran memo itu tak bisa dikonfirmasi.
"Mengenai Wikileaks, yang mana kami tak bisa mengkonfirmasi keaslian dokumen-dokumen itu, kami memastikan bahwa kunjungan Presiden Obama adalah atas undangan Pemerintah Indonesia," kata Corina R Sanders, Pejabat Atase Pers Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, kepada VIVAnews, Senin 20 Desember 2010.
Sanders menjelaskan, pelanjutan kerjasama dengan Kopassus bukan syarat kehadiran Obama di Indonesia. Kebijakan mengakhiri larangan adalah berdasarkan hukum Amerika Serikat dan perubahan demokratis yang terjadi di Indonesia serta reformasi di Kopassus, kata Sanders.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal I Wayan Midhio juga sudah menyatakan, soal SBY meminta Amerika menghentikan pelarangan pelatihan Kopassus di Amerika, menurut Midhio, terlalu dibesar-besarkan. Presiden SBY, kata Midhio, tak mungkin mengorbankan politik luar negeri hanya karena masalah Kopassus.
"Setahu saya, bukan begitu. Presiden SBY tetap ingin menggalang kerjasama yang bebas dengan negara lain. Masalah Kopassus itu hanya masalah kecil," katanya.
Dan terbukti, kata Midhio, Indonesia dan Amerika Serikat menggalang kemitraan strategis komprehensif yang menyangkut banyak bidang, bukan hanya militer. "Kalau mereka (Amerika Serikat), membesar-besarkan masalah Kopassus, itu urusan mereka," kata Midhio.
Sumber: VIVA NEWS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment