Kehadiran dan peran OV-10 di Indonesia, seperti uang tertulis dalam buku “30 tahun OV-10F Bronco Menjaga Keutuhan NKRI” ditegaskan tidak terlepas dari niat pimpinan TNI AU di era tahun 70-an untuk memodernisasi alutsista. Kehadiran pesawat yang juga dikenal dengan sebutan Si Kuda Liar itu, dimaksudkan untuk mengganti Si Cocor Merah P-51 Mustang, yang dinyatakan “phase out”.
Sebagai pesawat beregristrasi “TT” atau Tempur Taktis, berbagai tugas operasi telah dituntaskan oleh pesawat buatan Amerika Serikat itu sejak kedatangannya di Indonesia pada tahun 1976. Mulai dari Operasi Seroja di kawasan timur Nusa Tenggra Timur, Operasi Tumpas di Irian Jaya, Operasi Guruh Petir di daerah Manado hingga Operasi Rencong Terbang di Aceh. Untuk melindungi penerbangnya dari peluru nyasar dalam pelaksanaan operasi, canopy depan dan lantai dasar Bronco sengaja dibalut lapisan anti peluru.
Letkol Sus Drs. Sudarno mengatakan, dengan dipajangnya Si Kuda Liar di halaman depan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, diharapkan tidak hanya menjadi ikon baru dan daya tarik di museum saja, namun lebih dari itu, Si Kuda Liar juga diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk mengenal dan mempelajari sejarah Indonesia, khususnya sejarah dan kebesaran TNI AU.
Sumber: TNI AU
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment