Ketika sebuah pesawat terbang bermanuver sekian detik, di baliknya ada latihan ribuan jam, pemeliharaan oleh ratusan tangan, serta tetesan keringat dan hasil olah pikiran selama puluhan tahun.
Jakarta - Begitulah, Angkatan Udara tak pernah lepas dari persoalan teknologi canggih serta manusia-manusia yang ada di baliknya.
Pada ulang tahunnya yang ke-65 ini, TNI AU kembali memamerkan rentangan ”sayap-sayap Tanah Air” yang membuat rakyat tidak saja bangga dan percaya diri, tetapi juga yakin bahwa TNI AU mampu memayungi udara di atas kita.
Defile Paskhas TNI AU.
Untuk pertama kalinya setelah 11 tahun TNI AU kembali memiliki tim aerobatik. ”Bertepatan dengan HUT ini saya ingin membangkitkan kembali semangat,” kata Kepala Staf TNI AU Marsekal Imam Sufaat.
Peringatan dengan upacara militer yang dipusatkan di Taxiway Echo Landasan Udara Halim Perdanakusuma itu diisi dengan demo udara, terjun payung, displai drumband Karbol AU, rampak gendang Paskhas TNI AU, demo antiteror Denbravo Paskhas, aksi akrobat udara The Thunders yang terdiri atas tiga pesawat Sukhoi 27/30, dan atraksi Jupiter Aerobatic Team.
Sebanyak 52 pesawat milik TNI AU menghiasi langit Kota Jakarta. Pesawat-pesawat itu adalah 10 pesawat tempur Hawk 100/200, 5 pesawat F-5 E/F, 5 pesawat F-16, 5 pesawat Sukhoi SU 27/30, 12 pesawat angkut C-130 Hercules, 7 pesawat latih KT-1 B, 4 helikopter NAS 332/SA-330, 2 Cessna AAU, dan pesawat Pitts S-2C Fasi yang akan diterbangkan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Haryanto.
Harus diakui, masih banyak masalah yang membelit alat utama sistem persenjataan (alutsista) republik ini. Namun, selama beberapa jam menyaksikan pesawat angkut Hercules—pesawat hasil kemampuan sekaligus kenekatan pilot-pilot TNI AU—bermanuver, hanya ada satu kata: bangga.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment