Anggota Komisi I DPR dari fraksi Partai Demokrat Roy Suryo kunjungan kerja kali ini untuk mempelajari mengenai industri alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Kunjungan kali ini beberapa kunjungan ke luar negeri sudah teragenda, ada empat negara yang akan dikunjungi terkait alustsista," ujarnya ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (13/4).
Menurut agenda yang diperolehnya kunjungan ke Italia berangkat Rabu (13/4). Kunjungan ini dipimpin Wakil Ketua Komisi I dari Fraksi PDIP Tubagus Hasanuddin. Kunjungan ke Turki dan Rusia rencananya akan diberangkatkan Sabtu (16/4).
Sedangkan kunjungan ke Amerika Serikat rencananya dilaksanakan pada awal bulan depan. Kunjungan-kunjungan ini rencananya dilakukan selama 1 minggu untuk tiap negara.
"Kalau tidak salah ketua tim untuk kunjungan ke Rusia dan Turki di antara Agus Gumiwang Kartasasmita dan Mahfudz Sidiq, di antara keduanyalah. Sedangkan untuk ke Amerika Serikat oleh Hayono Isman," ungkapnya.
Roy Suryo sendiri mengikuti kunjungan ke Prancis. Tim ini akan melakukan kunjungan ke Delegation Generale pour I'Armenen (DGA), Direction des Constructions Navales Systemes and Services (DCNS), Defense Conseil International (DCI), European Aeronatic Defence and Space Company (EADS), dan Construction Industrielles de la Mediterranne (CNIM).
Anggota Komisi I dari Fraksi PDIP Helmi Fauzy menambahkan setiap tim kunjungan kerja akan diisi oleh sembilan anggota DPR, termasuk ketua tim. Ia menyatakan kunjungan komisi kali ini mendesak dilakukan karena tugas Komisi I DPR sangat berkaitan dengan negara lain.
"Termasuk untuk kunjungan ke Amerika Serikat kami akan meninjau bagaimana sebenarnya hubungan kerjasama yang ada. karena selama ini dikatakan baik saja tetapi apakah implementasi disana sama baiknya," ungkapnya.
Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi menyayangkan kunjungan ke luar negeri secara borongan ini. Mengisi masa reses, anggota DPR harusnya berkutat dengan konstituen.
Anggota DPR harusnya menuntaskan polemik pembangunan gedung DPR. Mereka harus berhadapan dengan konstituen atas pembangunan gedung DPR.
"Krisis antara DPR dengan rakyat semakin tinggi. Tidak bisa dibayangkan betapa borosnya DPR, sudah keras kepala bangun gedung baru masih mengisi reses dengan kunjungan ke luar negeri. Ini semakin menyakitkan," tandasnya.
Sumber: MEDIA INDONESIA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment