Jakarta - 20 WNI termasuk Kapten Kapal Sinar Kudus Slamet Jauhari disandera perompak Somalia di perairan Laut Arab. TNI didesak mengirim pasukan dalam operasi khusus untuk membebaskan WNI.
"Korsel saja bisa. Pembajakan terhadap kasus ini apalagi menyangkut warga negara Indonesia semestinya TNI melakukan operasi khusus," kata anggota Komisi I DPR Ahmad Muzani kepada detikcom, Sabtu (9/4/2011).
Sekjen Partai Gerindra ini menegaskan tak ada tawar menawar jika berhadapan dengan perompak. Keselamatan jiwa WNI bukanlah taruhan seperti barang. "Saya sangat setuju kalau pemerintah menggunakan otot dalam kasus ini. Sudah lah mana ada jalur diplomasi dengan perompak seperti ini," tegasnya.
Cara-cara yang ditempuh pemerintah Indonesia, kata Muzani, dinilai lamban. Menghadapi perompak tidak bisa disamakan dengan melawan penjahat lokal.
"Kita harus menunjukkan kalau negara ini memiliki kedaulatan dan tanggungjawab melindungi segenap warga negaranya. TNI memikul tugas itu. Kekuatan bersenjata adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan warga negara kita. Memang siapa lagi yang akan peduli? Menunggu perompak membebaskan mereka?" sindirnya.
Seperti diinformasikan sebelumnya, Kapal Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia di perairan Laut Arab, saat melakukan perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju ke Roterdam, Belanda, tanggal 16 Maret 2011 lalu. Kapal yang diawaki oleh 31 ABK, 20 orang diantaranya Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut bermuatan biji nikel dan seharusnya sudah sampai 34 hari setelah keberangkatan.
Usaha pembebasan sendiri hingga saat ini belum membuahkan hasil, sementara keluarga ABK mengaku sangat cemas. Mereka berharap pemerintah RI bisa turun tangan membantu pembebasan. Pihak keluarga telah mengirimkan surat kepada Presiden SBY namun belum juga mendapat respon.
Awal tahun ini, pasukan khusus Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel) berhasil menyelamatkan 21 pelaut termasuk 2 WNI yang disandera para bajak laut Somalia. Kapal kargo mereka yang dibajak juga berhasil direbut kembali. Kapal Samho Jewelry dibajak pada Sabtu, 15 Januari di Laut Arab saat dalam perjalanan menuju Sri Lanka dari Uni Emirat Arab. Kapal tersebut mengangkut bahan-bahan kimia. Kapal tersebut membawa 21 kru yang terdiri dari delapan warga Korsel, dua WNI dan 11 warga Myanmar.
Sumber: DETIK
Berita Terkait:
1 komentar:
kangen sama pa prabowo nih,,,mungkin kalo beliau jadi presiden urusan beginian langsung cepat ditangani...
Post a Comment