"Prancis siap menandatangani kesepakatan antara kedua Menteri Pertahanan pada bulan November," ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai mengadakan pertemuan dengan Menteri Muda Pertahanan Prancis, Marc Laffineur, di London, Minggu .
Dalam pertemuan dengan Menteri Muda Pertahanan Prancis Marc Laffineur, Wamenhan didampingi Kepala Badan Sarana pertahanan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Asisten Perencanaan dan Anggaran Angkatan Udara Marsda TNI Rodi Suprasodjo dan Atase Pertahanan KBRI Paris Kolonel PNB Erwin B Utama.
Kunjungan mantan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan itu ke Prancis adalah dalam rangkaian kunjungan kerjanya di tiga kota Berlin, Madrid dan Paris dalam upaya memantapkan kerja sama pertahanan dengan ketiga negara Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Spanyol selama seminggu dari tanggal 12 hingga 18 September 2011.
Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa latar belakang kunjungannya ke tiga negara khususnya ke Prancis adalah menindaklanjuti dari kunjungan Presiden Perancis Nicholas Sarkozy ke Indonesia tahun 2009 dan Perdana Menteri Perancis Francois Fillion.
Menurut Sjafrie Sjamsoeddin, kunjungannya ke Paris intinya adalah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Prancis dan memastikan konsep dari kesepakatan yang dilakukan antara kedua kepala negara dalam Partnership Cooperation Agreement dalam waktu dekat bisa ditandatangani antara Menteri Pertahanan kedua negara.
Tidak Bisa Bertemu Langsung
Dikatakannya hal itu menjadi pembahasannya dengan Marc Laffineur, yang berlangsung pada Minggu pagi, yang dalam pertemuannya itu Menteri Pertahanan Prancis tidak bisa bertemu langsung dengannya menulis surat pribadi untuk Sjafrie Sjamsoeddin, dan menyampaikan pesan agar kesepakatan itu bisa segera terlaksana.
Dari hasil pertemuan antara Wamenhan dengan Marc Laffineur, yang dilakukan pada hari libur, Minggu disepakati dokumen perjanjian kerja sama dapat dilakukan pada bulan November 2011.
Wamenhan menghargai kesungguhan dari pihak Prancis yang bersedia menerima rombongan dari Indonesia meskipun pada saat hari libur, Minggu sekalipun. Hal ini memberikan arti bahwa Prancis menilai hubungan pertahananya dengan Indonesia sangat penting, ujar mantan Panglima Kodam Jakarta Raya .
Menurut mantan pengawal pribadi Presiden Soeharto, hasil dari pertemuan itu ada lima bagian yang mendapat penekanan penting yaitu dalam dokumen kesepakatan yang akan ditandatangani tersebut yaitu dialog strategi pertahanan, "exchange intelligent", "capacity building", "peacekeeping" dan "defence industry".
Sjafrie Sjamsoeddin yang ikut dalam operasi Flamboyan di Timor Timur mengatakan kelima poin tersebut menjadi substansi dari kesepakatan yang akan ditindaklanjuti diantara kedua Negara yang mendapat respon positif dari Menteri Muda Pertahanan Perancis melalui suratnya.
Dalam pembahasan kesepakatan kerja sama pertahanan Defence Cooperation Agreement/DCA antara Prancis dan Indonesia itu disepakati untuk mengikutsertakan pihak swasta seperti dari Indonesia seperti PT Pindad , perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial serta PT. Dirgantara Indonesia (PTDI).
Menurut mantan Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI , kehadiran Dirut PT Pindad dan PTDI dalam kunjungannya ke tiga Negara di Eropa itu juga dalam rangkaian modernisasi peralatan militer Indonesia.
Hal ini sejalan dengan kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menginginkan agar peralatan militer Indonesia perlu diperbaharui dalam rangka memenuhi kebutuhan modernisasi.
Untuk itu pemerintah meningkatkan anggaran pertahanan dalam upaya modernisasi, tidak luput dari ketelitian manajemen dan kecermatan serta pembelian berbagai alat dengan tepat guna dan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan TNI.
Mengenai arah kebijaksanaan industry pertahanan Indonesia, Kepala Staf Garnisun I DKI Jakarta mengatakan kebijaksanaan industri pertahanan Indonesia diharapkan akan menuju kemandirian sehingga perlu dilakukan berbagai langkah diantaranya transfer teknologi dengan melibatkan industri pertahanan yang saling menguntungkan baik dalam skala menengah yang didukung industri dalam dan luar negeri.
Menurut mantan Panglima Kodam Jakarta Raya, banyak negara mengakui keunggulan produk pertahanan Indonesia dan bahkan saat kunjungannya ke Airbus Militery di Sevilla, Spanyol , disebutkan bahwa saat ia menyaksikan perusahaan itu menyelesaikan berbagai pesanan banyak komponen pesawat yang dibuat di Airbus tersebut sekitar 40 sampai 60 persen diproduksi Indonesia.
Bahkan untuk CN 212, selain mesin, hampir 100 persen mengunakan suku cadang yang diproduksi oleh PTDI di Bandung. Ia menyatakan bangga suku cadang Indonesia digunakan oleh berbagai Negara dalam memproduksi pesawat semacam CN 235, NC295 dan CN212.
"Saya merasa bangga dan sebagai bangsa Indonesia meliat produki komponen yang diproduksi oleh perusahaan dari dalam negeri digunakan untuk membuat pesawat yang dilakukan Airbus itu merupakan suatu kehormatan dan membuat martabat kita meningkat," demikian Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin.
Sumber : ANTARA
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment