Meriam dengan jarak tembak 14 kilometer itulah yang digunakan Yonarmed 10/2/1 Kostrad saat menggelar latihan menembak di Lapangan Tembak Armed, Pusdikpassus, Batujajar, Jabar, sejak 28 September dan berakhir hari ini (3/10).
Meski demikian, sebanyak 826 personil Kostrad yang ikut latihan tetap semangat, saat ditinjau langsung Pangkostrad Letjen TNI Azmyn Yusri Nasution, akhir pekan lalu. Dalam arahannya di depan pasukan, AY Nasution mengatakan, meski senjata-senjata berat yang digunakan sudah berumur tua, namun lantaran bagus perawatannya, meriam itu masih layak digunakan di pertempuran.
"Karena kita rawat dengan baik, maka masih layak dan ampuh untuk pertempuran," ujar alumni AKABRI 1977 itu. Dia juga mengingatkan para prajuritnya agar serius berlatih. Alasannya, latihan yang memakan biaya Rp4 miliar itu harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Pria kelahiran Medan itu menyebutkan, satu peluru yang diluncurkan dari meriam itu harganya Rp12 juta."Ingat, sekali tembak Rp12 juta. Duuung...Rp12 juta. Duung...Rp12 juta. Semua uang rakyat. Jadi tak boleh main-main, harus serius. Lakukan yang terbaik dan tetap semangat," pesannya.
Meski senjata berat yang digunakan sudah uzur, kepada wartawan AY Nasution mengatakan, yang terpenting bukan soal umur senjata. "Tapi harus dilihat sasarannya. Hancur nggak" Mati nggak?. Kita nggak persoalkan tahun produksinya," kata Mantan Pangdam XVII/Cenderawasih itu.
Kabar yang menggembirakan, dalam waktu dekat segera datang meriam type 105 dari Korea Selatan, yang jarak tembaknya bisa mencapai 14 kilometer. "Ke depan, TNI AD juga akan menyiapkan type 155, yang jarak tembaknya 5...
Sumber : FAJAR
Berita Terkait:
1 komentar:
Ya klo cma mikir hancur gk ato mati gk sih knapa gk pke meriam yg kek di film pirates carribean aj ya??? toh hancur juga dan mati juga hahahahaha...yg jadi masalah kan jarak jangkau, trus daya ledak, dan suka macet gk :D
Post a Comment