"Saya instruksikan aparat melakukan pencegahan dan tindakan yang efektif terhadap terorisme dan aksi kekerasan," kata SBY dalam sambutannya di Peringatan Hari Lahir ke-66 TNI di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 5 Oktober 2011.
Presiden SBY mengatakan rakyat tidak boleh mendapat ancaman dan gerakan separatis tidak boleh mengancam keutuhan bangsa. Aparat keamanan dan TNI harus bisa melindungi dan mengayomi masyarakat. "Ini harus dicegah dan dihentikan, keamanan dan keutuhan itu menjadi tanggung jawab kepolisian, tapi TNI bisa ikut mencegah aksi kekerasan dan terorisme," ujar SBY.
Dia mengatakan peran dan tugas yang cukup besar dalam menjaga keamanan dan keutuhan negara merupakan komitmen TNI di masa reformasi. TNI kini telah menjalankan tugasnya secara profesional. Dulu, kata SBY, TNI sering dikritik dalam perannya pada sosial dan politik. Kini TNI murni menjalankan tugasnya sesuai dengan undang-undang, sesuai dengan demokrasi, menghormati aturan hukum (rule of law), dan hak asasi manusia.
Selain TNI dan polisi, SBY juga meminta peran intelijen dalam mengantisipasi segala aksi yang bisa mengancam keutuhan dan keamanan negara. TNI, kata dia, bisa meningkatkan perannya dalam komando teritorial hingga ke daerah.
Dalam upacara Hari Ulang Tahun ke-66 TNI itu Presiden SBY didampingi Ibu Negara Kristiani Herrawati, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Soeparno, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat.
Peringatan ini dimeriahkan demonstrasi flypass pesawat tempur TNI Angkatan Udara, free fall, bela diri militer Yong Moodo, bela diri militer MAA, rampak bedug, dan tarian Papua. TNI juga memamerkan persenjataan, peluru kendali PORRAD Detasemen Artileri Pertahanan Udara, kendaraan taktis Anoa, roket multilaras 70 Grade Marinir, BMP-3 F, Howitzer, radar portabel Paskhas, dan helikopter TNI.
Sumber : TEMPO
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment