"Selain perlu periksa CDR 18 penumpang dan awak Cassa-212 NBA untuk memastikan issue adanya Incoming/Outgoing Call, Tim SAR/TNI-AU perlu miliki heli jenis CH-47 Chinook," katanya kepada pers di Jakarta, Minggu, terkait jatuhnya pesawat komersil Cassa 212 di Sumatera Utara.
Roy juga mendorong Badan SAR Nasional mendapat sarana dan prasarana yang lebih baik seperti helikopter jenis Boeing CH-47 Chinook yang bisa melakukan evakuasi langsung dengan terbang diam (stay) di atas objek. Helikopter berbaling-baling ganda itu tidak perlu harus terus bergerak memutar seperti heli-heli yang dimiliki SAR/TNI saat ini.
Seperti diketahui, proses evakuasi korban pesawat CASA 212-200 milik Nusantara Buana Air terhambat karena faktor cuaca dan lokasi yang sulit dijangkau. Posisi bangkai pesawat sebenarnya sudah diketahui sejak hari pertama, namun tim evakuasi baru bisa turun di hari kedua karena hambatan tersebut. Itu pun hanya dua personel. Jumlah personel tim evakuasi yang diturunkan juga terbatas karena hanya bisa diangkut dengan helikopter-helikopter kecil. Sementara dengan jalur darat, sulit ditempuh karena medan yang berat.
Pesawat dengan rute Medan-Kutacane itu jatuh di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Bahorok, Langkay, Sumut, pada Kamis (29/9/2011) lalu, sekitar pukul 08.00. Lokasi jatuhnya pesawat sulit dijangkau sehingga Tim SAR dan TNI AU baru mampu menjangkau lokasi pada hari ketiga pascakejadian. Akibat peristiwa ini, 14 orang penumpang dan 4 orang kru pesawat tewas. Diduga, akibat benturan keras saat pesawat jatuh.
Sumber : KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment