"Kami memutuskan untuk menghentikan operasi militer di barat laut mulai tengah malam nanti," kata Saleh.
Pemimpin pemberontak Abdul Malak Al Huthi pun mengeluarkan perintah bagi pasukannya untuk menghentikan pertempuran di semua wolayah, saat gencatan senjata diumumkan oleh pemerintah.
"Setelah gencatan senjata ini, kami akan memproses untuk membuka kembali jalan dan pembongkaran pos pemeriksaan serta sejumlah barikade," katanya.
Saleh mengumumkan hal itu setelah sebelumnya pemerintah dan pemberontak Zaidi Syiah, yang juga dikenal sebagai Huthis, mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran.
Gencatan senjata ini dimungkinkan setelah pemberontak menerima enam kondisi yang diajukan oleh pemerintah untuk penghentian permusuhan.
Yakni, penarikan diri dari gedung-gedung pemerintah, pembukaan kembali jalan-jalan di utara, menyita senjata dari jasa keamanan, pembebasan semua tahanan, termasuk Saudi, serta meninggalkan posisi-posisi militer di pegunungan dan janji untuk tidak menyerang Arab Saudi.
Meskipun demikian, seorang pejabat kepada AFP sebelumnya mengatakan, pada hari Kamis kemarin, sebuah bentrokan masih terjadi mengakibatkan 12 tentara dan 24 pemberontak tewas di provinsi Amran utara ibukota Sanaa.
Pertempuran meletus pada hari Rabu malam di daerah Al Shamsi Burkat menyusul serangan pemberontak yang dilakukan tiba-tiba. Hal yang sama juga terjadi di Al Uqab Saada, pinggiran kota, yang menewaskan tujuh tentara dan 11 pemberontak.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment