
illustrasi Hanggar
Jakarta (ANTARA News) - Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Bagus Puruhito mengatakan bahwa hanggar pesawat kepresidenan akan segera dituntaskan pembangunannya.
"Kemungkinan dalam akhir bulan ini akan diselesaikan pembangunannya. Setelah selesai secara keseluruhan akan diadakan kesepakatan dalam bentuk nota kesepahaman antara TNI dan Sekneg," kata Bagus Puruhito, di Jakarta, Rabu.
Ditemui usai memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Skadron Udara 2 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, ia mengatakan, pengoperasian sejumlah pesawat dan helikopter VVIP dan VIP termasuk pesawat kepresidenan akan tetap ditangani TNI, Skadron 17 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Hanggar pesawat kepresidenan yang dibangun sekitar 2005 itu terletak tak jauh dari Skadron Udara 17 VVIP/VIP Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Rencananya, hanggar akan dilengkapi dengan berbagai sistem berteknologi canggih.
Sebelumnya, DPR RI menyetujui rencana pemerintah untuk membeli pesawat jet yang akan digunakan sebagai pesawat kepresidenan untuk mendukung mobilitas presiden dalam menjalankan tugas-tugasnya.
"Saya kira banyak keuntungan yang bisa diraih dengan memiliki pesawat kepresidenan, lebih efisien dan praktis, lebih hemat dan bisa menjadi simbol kebanggaan negara," kata Ketua Komisi II DPR Chairuman Harahap.
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi pada rapat kerja dengan Komisi II DPR beberapa waktu lalu menjelaskan, pemerintah akan membeli pesawat terbang jet untuk pesawat kepresidenan.
"Rencana pemerintah membeli pesawat kepresidenen tersebut dengan pertimbangan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta pelayanan operasional terhadap Presiden dan Wakil Presiden," katanya.
Menurut Sudi, jika Presiden dan Wakil Presiden memiliki pesawat kepresidenan maka perjalanan tugas-tugasnya akan lebih efisien dan praktis serta menghemat anggaran negara sekitar Rp 114 miliar per tahun.
Apalagai, katanya, kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memerlukan transportasi udara.
Soal anggaran, kata Sudi, pemerintah sudah menganggarkan dana sejak tahun 2004 hingga 2009 sebesar Rp 200 miliar melalui Kementerian Keuangan.
Soal jenis pesawat yang akan dibeli yakni pesawat jet produksi Boeing, menurut Sudi, karena spesifikasi pesawat tersebut sesuai dengan kebutuhan.
"Pesawat berkapasitas angkut 70 penumpang ini sudah memenuhi kualifikasi terkait tugas-tugas kepresidenan, antara lain, sudah dilengkapi dengan sistem navigasi dan kelengkapan penerbangan lainnya serta mampu terbang tanpa berhenti selama 10 jam dan bisa mendarat di bandara kecil," katanya.
Sumber: ANTARA
Berita Terkait:
INDONESIA
- Proses Pengecatan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3 TNI AD
- Kemhan : Indonesia-Rusia Belum Sepakat Hibah Kapal Selam
- Foto Kedatangan Leopard 2A4 Dan Marder 1A3
- 2014, Dua Helikopter Apache Tiba Di Indonesia
- Indonesia dan Polandia Jajaki Kerjasama Produksi Bersama Alutsista
- Dua Su-30MK2 TNI AU Tiba Di Makasar
- Komisi I Siap Awasi Pengadaan Helikopter Apache
- Indonesia Kirim Degelasi Ke Rusia Untuk Tinjau 10 Kapal Selam
- Kemhan Kirim Tim untuk Pelajari Spesifikasi Apache
- Menhan Tempatkan Satu Squadron Apache Di dekat Laut China Selatan
- Selain Apache AH-64E, Indonesia Juga Tertarik Dengan Chinook
- Komisi I Dukung Pengadaan Satelit Untuk Pertahanan Negara
- Darurat , Tol Jagorawi Dijadikan Landasan Pesawat Tempur
- Rusia - AS Saling Berlomba Dalam Pengadaan Alutsista Indonesia
- Komisi I : Kami Berharap AS Turut Berpartisi Dengan Industri Pertahanan RI
- Komisi I Mendukung Tawaran 10 Kapal Selam Bekas Dari Rusia
- Rusia Tawarkan 10 Kapal Selam Bekas Kepada Indonesia
- 2014, Pemerintah Mengalokasikan Rp 83,4 Triliun Untuk Kementerian Pertahanan.
- Ketua KNKT : Lanud Polonia Harus Aman Untuk F-16
- Hari ini, 4 Kapal Perang Indonesia Show Force Balas Provokasi Malaysia
- KSAD : Helikopter Apache Akan Tiba 2018
- Korsel Kembangkan Internal Waepon Bay Untuk Pesawat Tempur K/IFX
- Islamic Development Bank Fasilitasi Kredit Ekspor Untuk PT DI
- Perancis Tingkatkan Kerjasama Pertahanan Dengan Indonesia
- Indonesia Kurang Teliti Dalam Pengadaan Pesawat Super Tucano Dari Brasil
Pesawat Angkut
- Kaltim Tertarik Membeli CN-295
- PT DI Siap Penuhi Pesanan Pesawat Untuk Malaysia, Filipina Dan Thailand
- Wamenhan : Senegal Minta Fasilitas Kredit Buat Beli CN 295
- Australia Siap Kirim Pesawat Hercules Ke Indonesia
- Wamenhan : Menhan Vietnam Tertarik Dengan CN-295
- 2013, PT DI Rampungkan 18 Unit Pesawat Serta Helikopter
- PT DI Siap Kirim 10 Helikopter & 7 Pesawat Pesanan TNI
- Kemhan Belum Membayar Dua Pesawat CN 295
- Indonesia Sepakat Membeli 5 Pesawat Hercules Eks. Australia
- Pesawat Amphibi Aron Lebih Cocok Untuk Sipil Dan SAR
- Karena Konflik Sabah, Malaysia Tertarik Beli Pesawat CN 295 Buatan Indonesia
- Pesawat R80, The Next N-250 Buatan PT RAI
- PT DI Dapat Kontrak Pengadaan 14 Unit Pesawat
- PT DI Siapkan CN-295 Untuk Dipamerkan Langkawi Airshow Malaysia
- Spanyol Berikan Lisensi CN 212-400 Kepada Indonesia
- Menristek : Indonesia Akan Mengembangkan N-219, N-245 Dan N-270
- PT DI Anggarkan USD 16 Juta Untuk Pengembangan N219
- Indonesia Jajaki Kerjasama Jangka Panjang Dengan Airbus Military
- 2018, Habibie Akan Hadirkan Pesawat Penerus N-250
- Indonesia Kirim Hercules Untuk Retrofit Di ARINC, LLC USA
- Wamenhan Tinjau Pesawat CN-235 Di Hanggar PT DI
- Pindah Lini Produksi CN-295 Ke Bandung, Airbus Military Fokus Produksi A400M
- KSAU : 1,5 Tahun Kedepan TNI AU Kedatangan Berbagai Pesawat Tempur Dan Radar
- Pakistan Akan Membeli Pesawat Militer Buatan Indonesia
- PT DI Dan Airbus Military Berbagi Keuntungan 50% Dalam Produksi NC-212
0 komentar:
Post a Comment