illustrasi
PARIS, KOMPAS.com — Rusia dan China, Kamis (10/6/2010), mengatakan masih menginginkan perundingan untuk mengakhiri konflik nuklir Iran setelah Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi-sanksi baru terhadap republik Islam itu.
Kedua negara terpaksa bertindak setelah Iran mengecam sanksi-sanksi babak keempat yang disahkan Dewan Keamanan PBB, Rabu. Namun, Rusia juga membekukan kontrak untuk mengirim sistem rudal S-300 kepada Iran.
Rusia dan China, keduanya adalah sekutu dekat Iran, pada masa lalu menolak sanksi-sanksi yang keras dan kehilangan banyak bisnis sebagai balasan terhadap keputusan mereka saat ini. "Jelas sanksi-sanksi itu tidak akan menyelesaikan masalah program nuklir Iran itu," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan. "Tujuan usaha-usaha kami untuk memberikan dorongan pada penyelesaian politik dan diplomatik masalah itu."
Kementerian itu menambahkan, resolusi itu tidak memberlakukan sanksi-sanksi yang mencekik dan melumpuhkan Iran dan mengesampingkan penggunaan kekuatan militer. Rusia juga memperingatkan sanksi-sanksi sepihak oleh negara-negara lain. "Bagi kami, setiap usaha di luar Dewan Keamanan tidak dapat diterima," kata pernyataan itu.
PBB memutuskan pengenaan sanksi-sanksi baru militer dan keuangan terhadap Iran dalam usaha keempat sejak tahun 2006 untuk menghentikan program nuklir Teheran. Rancangan resolusi yang disusun AS itu disetujui 12 negara di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara, dengan Lebanon abstein dan Brasil serta Turki menentang. Rusia dan China, keduanya anggota tetap Dewan Keamanan yang memiliki hak veto yang dapat menghambat setiap resolusi, mendukung tindakan itu.
China mengatakan, dialog diperlukan untuk mengakhiri kekhawatiran internasional bahwa Iran sedang berusaha membuat bom nuklir. "China selalu menempuh jalan yang tepat untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran melalui dialog, perundingan, dan usaha-usaha diplomatik lainnya untuk mencari solusi yang memuaskan semua pihak," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qin Gang dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita Xinhua.
China dan Rusia mendukung sanksi setelah berbulan-bulan perundingan, di mana mereka berhasil melunakkan rancangan awal yang dibuat AS untuk melindungi kepentingan-kepentingan ekonomi dan energi mereka di Iran. Kepala badan tenaga atom Iran Ali Akbar Salehi, yang mengawasi program nuklir Iran, mengecam China. "China secara berangsur akan gagal menjalankan sikapnya yang dihormati di dunia Arab," kata Salehi kepada kantor berita ISNA.
Presiden Iran Ahmadinejad, yang akan tiba di China, Jumat, untuk mengunjungi World Expo, mengatakan, "Resolusi-resolusi ini tidak bernilai sedikit pun bagi negara Iran." Ia mengancam akan menghentikan perundingan dengan enam negara besar jika sanksi-sanksi itu diterapkan.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment