TEHERAN, KOMPAS.com — Pasukan elite Iran, Garda Revolusi, siap untuk memberikan kawalan militer bagi kapal barang yang berupaya memecahkan blokade Israel terhadap Gaza, seorang wakil pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Minggu (6/6/2010).
"Pasukan angkatan laut Garda Revolusi telah siap sepenuhnya untuk mengawal konvoi perdamaian dan pembebasan ke Gaza dengan semua kekuatan dan kemampuannya," tegas Ali Shirazi, wakil Khamenei di Garda Revolusi, seperti dikutip oleh kantor berita setengah resmi Mehr.
Campur tangan oleh militer Iran akan dianggap sangat provokatif oleh Israel yang menuduh Iran memasok senjata ke Hamas, gerakan Islam yang memerintah Gaza.
Iran tidak mengakui Israel, dan Presiden Mahmoud Ahmadinejad sering memprediksi kematian negara itu dalam waktu dekat.
Senin lalu tentara Israel membunuh sembilan aktivis di atas sebuah kapal dalam konvoi yang berusaha untuk mengirim bantuan ke Gaza, kejadian yang memicu kebencian internasional, khususnya di negara-negara Muslim.
Kapal lainnya berlayar Sabtu dan para aktivis pro-Palestina berjanji lagi ketika mereka menantang blokade yang diterapkan Israel terhadap Gaza empat tahun lalu dengan tujuan, katanya, untuk menghentikan senjata mencapai Hamas.
Shirazi menyatakan, Iran akan mendorong lagi upaya internasional untuk menghentikan blokade itu. "Kami akan membuka musuh kami pada aksi global secara spontan dan tidak akan membiarkan mereka mencapai tujuan keji mereka."
PM Benjamin Netanyahu, sementara itu, mengatakan, Israel akan terus mencegah kapal mencapai pantai dan pembangunan "pelabuhan Iran di Gaza", merujuk pada dukungan Iran kepada Hamas.
Garda Revolusi, dengan angkatan laut, angkatan udara, dan struktur komando terpisah dari pasukan bersenjata reguler, dianggap sangat setia pada pemimpin tertinggi. "Jika pemimpin tertinggi mengeluarkan perintah untuk ini, pasukan angkatan laut Garda Revolusi akan melakukan semampunya untuk mengamankan (konvoi) kapal itu," kata Shirazi. "Tugas Iran untuk membela rakyat Gaza yang tak bersalah."
Israel dan sekutunya, AS, telah menolak untuk mengesampingkan aksi militer terhadap Iran untuk mencegahnya memperoleh kemampuan senjata nuklir—sesuatu yang Israel anggap sebagai ancaman terhadap kelangsungan hidupnya.
Menurut Teheran, program nuklirnya untuk pembangkitan energi dan tujuan medis, dan musuh-musuh bersenjata nuklirnya munafik karena berupaya merintangi kemajuan teknologinya.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment