Sejumlah warga Palestina yang hendak menuju Mesir menunggu para polisi Hamas memeriksa paspor di gerbang Rafah, Jalur Gaza, Selasa (8/6). Pada hari Rabu, Israel juga mengizinkan masuk makanan dan minuman ke Jalur Gaza.
JERUSALEM, KOMPAS.com - Israel tidak akan mencabut blokade atas Jalur Gaza jika Hamas tidak mengizinkan Palang Merah mengunjungi seorang tentara Israel yang ditangkap tahun 2006.
"Kami harus berkata jelas bahwa syarat minimal untuk mencabut blokade adalah Palang Merah diizinkan untuk mengunjungi secara teratur Gilad Shalit," kata Avigdorn Lieberman, menteri militer Israel, Kamis (10/6), dalam pernyataannya, merujuk ke seorang prajurit 23 tahun yang ditahan Hamas. "Sepanjang syarat ini tidak dipenuhi, tidak ada alasan untuk mengubah situasi," katanya.
Hamas dengan cepat menolak syarat itu dengan mengatakan, "Pengaitan nasib Shalit dengan blokade merupakan suatu upaya menyesatkan dan menutupi upaya-upaya internasional untuk memecahkan pengepungan itu." Hamas mengatakan, pihaknya hanya akan membebaskan Shalit untuk ditukar dengan ratusan tawanan Palestina yang disekap di Israel, termasuk beberapa pemimpin politik dan gerilyawan terkemuka yang bertanggungjawab atas sejumlah serangan mematikan.
Israel kini menghadapi kecaman internasional berkaitan dengan blokade atas wilayah Palestina itu, yang menutup semua pasokan barang-barang kebutuhan pokok, dan serangan mematikan terhadap armada kapal bantuan kemanusiaan pada 31 Mei lalu.
Penutupan Jalur Gaza pertama dilakukan ketika Shalit ditangkap Hamas dan kelompok gerilyawan lain dalam serangan lintas perbatasan pada Juni 2006, dan memperketat sanksi-sanksi itu ketika Hamas memegang kekuasaan di Gaza tahun lalu. Israel mengatakan, penutupan diperlukan untuk menahan Hamas - yang berikrar untuk menghancurkan Israel - dan mendesak pembebasan Shalit.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment