TABANAN, KOMPAS.com — Menteri Sosial Salim Segaf Al'Jufri mengaku "kesengsem" dengan sistem pemantauan unit usaha melalui satelit. Oleh karena itu, kementeriannya sedang menjajaki kemungkinan penerapan untuk memantau semua kelompok usaha bersama (kube) di Tanah Air. Salim berharap, akhir tahun ini proyeknya dimulai.
Di sela-sela kunjungan kerjanya ke Bali, Minggu (6/6/2010), Salim mengaku ide tersebut dia peroleh dari salah satu lembaga swadaya masyarakat di Sukabumi yang memonitor kelompok-kelompok anggotanya dengan integrasi teknologi satelit. "Akan kami pelajari dan kami kembangkan," ungkapnya.
Menurut Salim, sistem pemantauan melalui satelit akan memudahkan pusat memantau semua kube yang tersebar di Sumatera, Jawa, NTT, NTB, dan Sulawesi. Tak hanya bangunan yang terdeteksi, pusat juga bisa memantau siapa saja anggotanya, perkembangan kelompoknya, dan perkembangan usahanya. Hal ini bisa dilakukan jika informasi koordinat lokasi kube jelas diketahui.
"Jadi, sudah bisa langsung dilihat di internet apakah ada perubahan atau tidak. Nah kita inginkan dalam kube itu demikian. Ini masih dalam proses," katanya.
Kementerian Sosial mencatat sejak 2005 terdapat sekitar 70.000 kube. Jika setiap kube melibatkan 10 kepala keluarga, paling tidak ada 700 keluarga yang terlibat dalam kube. Salim mengaku ingin mengetahui keberhasilan mereka. "Ini kami belum punya data yang akurat walaupun harapanku keberhasilan itu ada," tambahnya.
Dengan pemantauan langsung ini, pemerintah berharap bisa meningkatkan kube dalam rangka pengentasan rakyat miskin karena bantuan langsung menuju sasaran dan hasilnya terpantau. Selain memudahkan pemantauan dan evaluasi, Salim mengatakan, sistem ini akan membuat dunia usaha tertarik karena dapat mengetahui kube-kube yang dinilai berhasil. Soal anggaran, Salim mengatakan belum memiliki jumlah yang pasti.
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment