Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Pramono Edi Wibowo saat bersilahturahmi dengan prajurit di Batalyon Infanteri 315/Garuda di Kota Bogor, Kamis (10/6/2010).
BOGOR, KOMPAS.com — Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Pramono Edi Wibowo mengingatkan, setiap prajurit TNI harus menjaga martabat dan nama baik TNI, serta memerhatikan dan sayang istri serta anak-anak mereka.
Hal-hal yang dapat kita kerjakan untuk membantu istri, lakukanlah, jangan ditunda-tunda.
Pramono menyatakan hal itu saat bersilaturahim dengan para parajurit dan istri mereka di Batalyon Infantri 315/Garuda di Gunung Batu, Kota Bogor, Kamis (10/6/2010). Ini adalah kegiatan pertama kali Pramono bertemu dengan prajurit TNI di Kota Bogor setelah menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi enam bulan lalu.
Ia meminta para prajurit menjaga sikap dan nama baik, begitu juga para perwira harus menjaga dan melindungi prajurit yang menjadi anak buahnya. Para prajurit muda diminta untuk tidak kecil hati karena pangkat mereka pasti akan neningkat dan tidak tertutup kemungkinan menjadi perwira selama menjadi prajurit TNI yang baik.
"Ketika saya masih berpangkat letnan dua, saya mempunyai anak buah yang berpangkat prajurit dua. Kini dia sudah menjadi letnan kolonel, yang berarti pada kurun waktu yang sama, kenaikan kepangkatan dia lebih banyak daripada saya. Anda yang saat ini masih berpangkat prajurit dua, itu hanya sementara karena kenaikan pangkat akan terjadi cepat, selama Anda menjadi prajurit TNI yang baik dan berkualitas," katanya.
Pangdam berharap, para prajurit muda itu menjadi tentara bukan karena kesulitan mencari pekerjaan, melainkan karena memang bercita-cita untuk menjadi tentara dan membangun karier di TNI untuk kepentingan bangsa dan negara.
Dalam dialog langsung dengan para pajurit dan istri mereka, Pangdam Pramono mengingatkan bahwa setiap prajurit harus menghargai dan menyayangi istri dan keluarga, begitu juga sebaliknya. Setiap prajurit tidak boleh memperlakukan istrinya sebagai pembantu rumah tangga atau istri memperlakukan suami hanya sebagai pencari nafkah.
"Hal-hal yang dapat kita kerjakan untuk membantu istri, lakukanlah, jangan ditunda-tunda menunggu istri yang melakukan. Juga pecayakan tugas-tugas yang ingin dilakukan istri, dikerjakan sendiri oleh istri," katanya.
Menurut Pangdam, prajurit TNI dan istrinya menikah karena didasari cinta dan kesetiaan serta saling menghargai. "Ini yang membuat setiap prajurit dan TNI tangguh," tambahnya.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment