Gambar yang diduga fasilitas nuklir Myanmar
Yangon, Jumat - Junta Myanmar, Jumat (11/6), membantah spekulasi di kalangan negara-negara Barat bahwa negara itu mempunyai ambisi untuk memiliki senjata nuklir. Mereka juga membantah mempunyai kerja sama di bidang nuklir dengan Korea Utara.
Bantahan itu muncul setelah AS menyampaikan keprihatinan terkait ”peningkatan hubungan militer” antara Myanmar dan Korut, menyusul laporan Aljazeera bahwa Myanmar telah memulai program senjata nuklir dengan bantuan Korut.
”Laporan itu merupakan tuduhan tak berdasar dan bermotifkan politik,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri Myanmar yang dimuat di media resmi pemerintah.
Ditambahkan, tuduhan-tuduhan itu ditujukan untuk melemahkan proses politik di saat Myanmar berjuang untuk demokrasi dengan menyelenggarakan pemilihan umum tahun ini, serta melemahkan pembukaan kembali dialog AS dan Myanmar.
”Myanmar adalah sebuah negara yang selalu menghormati Deklarasi PBB, dan keputusan-keputusannya, sebagai negara anggota. Myanmar tidak berada dalam posisi memproduksi senjata nuklir. Myanmar tidak bermaksud menjadi kekuatan nuklir,” tegas pernyataan itu.
Perwira pembelot
Komentar itu disampaikan menyusul sebuah tayangan dokumenter dari Suara Demokrasi Burma (DVB), berbasis di Norwegia, yang mengatakan Myanmar berusaha membuat bom atom.
Film dokumenter itu berdasarkan kutipan seorang perwira senior angkatan darat yang membelot, ratusan foto, dan dokumen yang dianggap ”Sangat Rahasia”.
Sang pembelot, Mayor Sai Thein Win, mengatakan, junta berambisi memiliki senjata nuklir. Mereka diduga telah membangun jaringan rahasia terowongan bawah tanah dengan bantuan Korut.
Sai Thein Win mengaku sebagai wakil komandan sebuah industri militer, yang merupakan bagian dari batalion nuklir Myanmar.
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait:
0 komentar:
Post a Comment